PSIKOLOGI ISLAM

Written By IMM Tarbiyah on Rabu, 28 September 2011 | 09.44


LATAR BELAKANG DAN HAKIKAT PSIKOLOGI ISLAM

Pertengahan abad XIX,merupakan abad kelahiran psikologi kontemporer didunia barat,terdapat banyak pengertian tentang psikologi yang ditawarkan oleh para psikolog. Masing-masin pengertian memiliki keunikan,seiring dengan kecenderungan asumsi dan aliran yang dianut oleh penciptanya. Pengertian psikologi dapar disederhanakan dalam tiga pengertian yaitu:
1. Studi yang dilakukan oleh Plato(427-347SM) dan Aritoteles yaitu psikologi adalah studi tentang jiwa (psyche)tentang kesadaran dan proses mental yang berkaitan dengan jiwa.
2. Studi yang dilakukan oleh Wihelm Wundt, yaitu Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental seperti pikiran, perhatian, persepsi, inteligensi, kemauan dan ingatan.
3. Studi yang dilakukan oleh John Watson, yaitu psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku organisme,seperti perilaku kucing terhadap tikus,perilaku manusia terhadap sesamanya dan sebagainya.
Hakikat psikologi merupakan kajian islam yang berhubungan dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia,agar secara sadar dapat membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.


SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAM

1. Psikologi pada masa Yunani kuno
Pada masa yunani kuno ini ada dua pengembangan yang dibuat oleh para yunani kuno yaitu:
  1. Monoisme
Menganggap bahwa jiwa dan badan adalah satu yaitu jiwa dan badan berasal dari unsur-unsur yang sama dan tunduk pada hokum yang sama. Beberapa sarjana yunani kuno yang menganut pandangan monoisme, antara lain:
    1. Tales(624-647 SM)
Tales disebut Bapak filsafat. Tales meyakini gejala sesuatu yang ada harus dapat diterangkan dengan gejala alam (nature phenomena).Dan beliau juga percaya bahwa segala sesuatu yang ada berasal dari air. Karena jiwa dan hal supranatural lainnya tidak mungkin berasal dari air,maka ia menganggap jiwa itu tidak ada.
    1. Anaximander (610-546 SM)
Anaximander mengatakan segala sesuatu berasal dari hal yang tidak tentu.
    1. Anaximanes(abad 6SM)
Anaximanes mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari udara.
    1. Empeclodes(493-433SM)
Empeclodes menyatakan ada empat elemen dasar alam semesta yaitu:bumi(tanah),udara,apa dan air. Beliau juga mengatakan bahwa tulang otot dan usus manusia berasal dari unsur tanah. Cairan tubuh bersal dari air,fungsi rasio dan mental sebagai unsur dari api dan sebagai unsur dari elemen-elemen itu atau fungsi hidup sebagai unsure dari udara.
    1. Hipocrates(160-377SM)
Hipocrates dikenal dengan sebagai bapak ilmu kedokteran. Membagi manusia menjadi 4 golongan berdasarkan temperamennya.
a. Sanguine, mempunyai kelebihan darah dan bertemperamen gembira
b. Melankolik, mempunyai kelebihan sum-sum hitam dan bertemperamen pemurung.
c. Kholerik, mempunyai kelebihan sum-sum kuning dan bertemperamem bersemangat.
d. Phlegmatik, mempunyai kelebihan lender dan bertemperamen lambat.
    1. Democritus
Democritus berpendapat bahwa seluruh realitas (termasuk jiwa) yang ada didunia terdiri dari partikel yang dapat dibagi-bagi lagi indivisable particles atau atom.
  1. Dualisme
Dualisme menanggap jiwa dan badan masing-masing tunduk pada peraturan dan hokum yang terpisah. Tokoh-tokoh yang nenganut pandangan ini antara lain:
1. Socrates (469-399SM)
Socrates berpendapat pada diri manusia terdapat jawaban mengenai persoalan didalam dunia nyata. Tetapi manusia tidak menyadari bahwa dalam dirinya terdapat jawaban-jawaban untuk semua-semua persoalan yang dihadapinya. Maka diperlukan orang lain untuk membantu mengeluarkan ide atau jawaban yang masing terpendam. Dan diperlukan metode Tanya jawab yaitu metode sokratis(socratis metod) Yang akan menimbulkan pengertian yaitu yang disebut maieutics(menarik kesimpulan seperti bidan)
2. Plato(427-347SM)
Plato adalah murid Socrates. Plato mengatakan bahwa kejiwaan berisi ide-ide yang berdiri sendiri dan terlepas dari pengalaman hidup sehari-hari.
Pada orang dewasa, orang dapat membedakan antara jiwa dan badan,dan pada anak-anak jiwa masih tercampur dengan badan belum bisa dipisahkan ide dari benda konkret. Jiwa yang berisi ide ini,oleh plato diberi nama psyche yang terdiri dari 3 bagian yaitu:Berpikir (logisticon) berpusat diotak,berkehendak (thumection)berpusat didada,dan berkeinginan(abdomen)berpusat diperut.
Psyche berhubungan dengan pembagian kelas dalam masyarakat.Dalam bukunya Republik,Plato mengatakan bahwa masyarakat terbagi dalam 3 kelas yaitu:
a. Filsuf,berfungsi berpikir dalam masyarakat
b. Serdadu,berfungsi memenuhi dorongan dan kehendak masyarakat terhadap bangsa lain.
c. Pekerja,berfungsi bekerja untuk memenuhi keinginan masyarakat seperti pakaian,makanan,dan sebagainya untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Aristoteles(384-322SM)
Aristoteles adalah murid plato yang pemikirannya berbeda dengan gurunya.
Aristoteles berkeyakinan segala sesuatu yang berbentuk kejiwaan(form) harus menempati wujud tertentu(mater). Wujud inib pada hakikatnya merupakan ekspresi dari jiwa.
Tuhan tidak terwujud, tuhan adalah form saja tanpa materr. Aristoteles penganut empirisme,dan berpendapat bahwa segala sesuatu harus bertitik tolak dari realita,yaitu matter dan marttre, yang dapat diketahui melalui pengamatan atau pengalaman empiris merupakan sumber utama dari pengetahuan.

2. Psikologi pada Filsafat Islam
Tokoh-tokohnya diantaranya:
a. Al Kindi
Menurut Al Kindi jiwa tidak tersusun,mempunyai arti penting,sempurna dan mulia. Jiwa bersifat spiritual, ilahiah, terpisah, dan berbeda dengan tuhan. Sedangkan jisim mempunyai sifat nafsu dan pemarah.
Al Kindi berpendapat bahwa jiwa mempunyai tiga daya,yaitu daya nafsu,daya pemarah,dan daya bepikir.

b. Ibnu Bajjah
Ibnu Bajjah mendefinisikan jiwa dan menyatakan bahwa tubuh,baik yang alamiah maupun tidak tersusun dari materi dan bentuk. Bentuk merupakan perolehan permanen adalah kenyataan tubuh. Kenyataan itu memiliki segala yang bereksistensi melaksanakan fungsi mereka tanpa harus digerakan atau segala yang bergerak adalah aktif bila mereka diaktifkan.
Persepsi psikis ada dua macam,yaitu:sensasi dan imajinasi.Sensasi bersifat mendahului imajinasi yang untuknya ia mensuplai materi itu. Dan sensasi bersifat umum dan khusus.
c. Suhrawardi Al Maghful
Suhrawardi adalah penganut panteisme,yang mendefinisikan tuhan sebagai jumlah keseluruhan eksistensi yang ideal dan jelas(sensible).
Suhrawardi mengatakan terhadap teolog ortodoks,bahwa penyebab utama setiap fenomena ialah cahaya mutlak yang penerangannya membentuk esensi alam semesta.Dibidang psikologi,Suhrawardi mengikuti Ibnu Sina tetapi perlakuan terhadap bidang ini lebih sistematis dan empiris.
d. Nasir Al-din Tusi
Tusi berpendapat bahwa jiwa merupakan suatu realitas yang dapat terbukti dengan sendirinya dengan sendirinya dan tidak dapat dibuktikan.
Tusi mengungkapkan jiwa imajinatif menempati posisi tengah antara jiwa hewani dan manusiawi.Jiwa manusiawi ditandai dengan adanya akal yang memerima pengetahuan dari akal pertama. Akal terbagi menjadi dua,yaitu:akal teoritis dan akal praktis,seperti yang dikemukakan oleh Aritoteles.
Tusi berpendapat akal teoritis merupakan suatu potensiolitas yang perwujudannya mencangkup empat tingkatan,yaitu akal material,akal malaikat,akal aktif dan akal yang diperoleh teori sependapat dengan Al Kindi.
Tusi mencampakan akal sehat dalam ruang yang pertama,persepsi berada dibagian awal ruang otak yang kedua,dan ingatan berada dibagian belakang otak.

Sumber:
Abdul Rahman Shaleh,Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam.Jakarta:Kencana, 2004

Abdul Mujib,Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta:PT Raja Grafindo Pesada ,2001

Ditulis Oleh : IMM Tarbiyah ~IMM Komisariat Dakwah

IMM.Dakwah Anda sedang membaca artikel berjudul PSIKOLOGI ISLAM.

Ditulis oleh IMM Komisariat Dakwah.

Silahkan manfaatkan dengan bijak.

Blog, Updated at: 09.44