LATAR
BELAKANG DAN HAKIKAT PSIKOLOGI ISLAM
Pertengahan abad XIX,merupakan abad kelahiran psikologi kontemporer
didunia barat,terdapat banyak pengertian tentang psikologi yang
ditawarkan oleh para psikolog. Masing-masin pengertian memiliki
keunikan,seiring dengan kecenderungan asumsi dan aliran yang dianut
oleh penciptanya. Pengertian psikologi dapar disederhanakan dalam
tiga pengertian yaitu:
1. Studi yang dilakukan oleh Plato(427-347SM) dan Aritoteles yaitu
psikologi adalah studi tentang jiwa (psyche)tentang kesadaran dan
proses mental yang berkaitan dengan jiwa.
2. Studi yang dilakukan oleh Wihelm Wundt, yaitu Psikologi adalah
ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental seperti pikiran, perhatian,
persepsi, inteligensi, kemauan dan ingatan.
3. Studi yang dilakukan oleh John Watson, yaitu psikologi adalah ilmu
pengetahuan tentang perilaku organisme,seperti perilaku kucing
terhadap tikus,perilaku manusia terhadap sesamanya dan sebagainya.
Hakikat psikologi merupakan kajian islam yang berhubungan dengan
aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia,agar secara sadar dapat
membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan
kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
SEJARAH
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAM
1. Psikologi pada masa Yunani kuno
Pada masa yunani kuno ini ada dua pengembangan yang dibuat oleh para
yunani kuno yaitu:
- Monoisme
Menganggap bahwa jiwa dan badan adalah satu yaitu jiwa dan badan
berasal dari unsur-unsur yang sama dan tunduk pada hokum yang sama.
Beberapa sarjana yunani kuno yang menganut pandangan monoisme, antara
lain:
- Tales(624-647 SM)
Tales disebut Bapak filsafat. Tales meyakini gejala sesuatu yang ada
harus dapat diterangkan dengan gejala alam (nature phenomena).Dan
beliau juga percaya bahwa segala sesuatu yang ada berasal dari air.
Karena jiwa dan hal supranatural lainnya tidak mungkin berasal dari
air,maka ia menganggap jiwa itu tidak ada.
- Anaximander (610-546 SM)
Anaximander mengatakan segala sesuatu berasal dari hal yang tidak
tentu.
- Anaximanes(abad 6SM)
Anaximanes mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari udara.
- Empeclodes(493-433SM)
Empeclodes menyatakan ada empat elemen dasar alam semesta
yaitu:bumi(tanah),udara,apa dan air. Beliau juga mengatakan bahwa
tulang otot dan usus manusia berasal dari unsur tanah. Cairan tubuh
bersal dari air,fungsi rasio dan mental sebagai unsur dari api dan
sebagai unsur dari elemen-elemen itu atau fungsi hidup sebagai unsure
dari udara.
- Hipocrates(160-377SM)
Hipocrates dikenal dengan sebagai bapak ilmu kedokteran. Membagi
manusia menjadi 4 golongan berdasarkan temperamennya.
a. Sanguine, mempunyai kelebihan darah dan bertemperamen gembira
b. Melankolik, mempunyai kelebihan sum-sum hitam dan bertemperamen
pemurung.
c. Kholerik, mempunyai kelebihan sum-sum kuning dan bertemperamem
bersemangat.
d. Phlegmatik, mempunyai kelebihan lender dan bertemperamen lambat.
- Democritus
Democritus berpendapat bahwa seluruh realitas (termasuk jiwa) yang
ada didunia terdiri dari partikel yang dapat dibagi-bagi lagi
indivisable particles atau atom.
- Dualisme
Dualisme menanggap jiwa dan badan masing-masing tunduk pada peraturan
dan hokum yang terpisah. Tokoh-tokoh yang nenganut pandangan ini
antara lain:
1. Socrates (469-399SM)
Socrates berpendapat pada diri manusia terdapat jawaban mengenai
persoalan didalam dunia nyata. Tetapi manusia tidak menyadari bahwa
dalam dirinya terdapat jawaban-jawaban untuk semua-semua persoalan
yang dihadapinya. Maka diperlukan orang lain untuk membantu
mengeluarkan ide atau jawaban yang masing terpendam. Dan diperlukan
metode Tanya jawab yaitu metode sokratis(socratis metod) Yang akan
menimbulkan pengertian yaitu yang disebut maieutics(menarik
kesimpulan seperti bidan)
2. Plato(427-347SM)
Plato adalah murid Socrates. Plato mengatakan bahwa kejiwaan berisi
ide-ide yang berdiri sendiri dan terlepas dari pengalaman hidup
sehari-hari.
Pada orang dewasa, orang dapat membedakan antara jiwa dan badan,dan
pada anak-anak jiwa masih tercampur dengan badan belum bisa
dipisahkan ide dari benda konkret. Jiwa yang berisi ide ini,oleh
plato diberi nama psyche yang terdiri dari 3 bagian yaitu:Berpikir
(logisticon) berpusat diotak,berkehendak (thumection)berpusat
didada,dan berkeinginan(abdomen)berpusat diperut.
Psyche berhubungan dengan pembagian kelas dalam masyarakat.Dalam
bukunya Republik,Plato mengatakan bahwa masyarakat terbagi dalam 3
kelas yaitu:
a. Filsuf,berfungsi berpikir dalam masyarakat
b. Serdadu,berfungsi memenuhi dorongan dan kehendak masyarakat
terhadap bangsa lain.
c. Pekerja,berfungsi bekerja untuk memenuhi keinginan masyarakat
seperti pakaian,makanan,dan sebagainya untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Aristoteles(384-322SM)
Aristoteles adalah murid plato yang pemikirannya berbeda dengan
gurunya.
Aristoteles berkeyakinan segala sesuatu yang berbentuk kejiwaan(form)
harus menempati wujud tertentu(mater). Wujud inib pada hakikatnya
merupakan ekspresi dari jiwa.
Tuhan tidak terwujud, tuhan adalah form saja tanpa materr.
Aristoteles penganut empirisme,dan berpendapat bahwa segala sesuatu
harus bertitik tolak dari realita,yaitu matter dan marttre, yang
dapat diketahui melalui pengamatan atau pengalaman empiris merupakan
sumber utama dari pengetahuan.
2. Psikologi pada Filsafat Islam
Tokoh-tokohnya diantaranya:
a. Al Kindi
Menurut Al Kindi jiwa tidak tersusun,mempunyai arti penting,sempurna
dan mulia. Jiwa bersifat spiritual, ilahiah, terpisah, dan berbeda
dengan tuhan. Sedangkan jisim mempunyai sifat nafsu dan pemarah.
Al Kindi berpendapat bahwa jiwa mempunyai tiga daya,yaitu daya
nafsu,daya pemarah,dan daya bepikir.
b. Ibnu Bajjah
Ibnu Bajjah mendefinisikan jiwa dan menyatakan bahwa tubuh,baik yang
alamiah maupun tidak tersusun dari materi dan bentuk. Bentuk
merupakan perolehan permanen adalah kenyataan tubuh. Kenyataan itu
memiliki segala yang bereksistensi melaksanakan fungsi mereka tanpa
harus digerakan atau segala yang bergerak adalah aktif bila mereka
diaktifkan.
Persepsi psikis ada dua macam,yaitu:sensasi dan imajinasi.Sensasi
bersifat mendahului imajinasi yang untuknya ia mensuplai materi itu.
Dan sensasi bersifat umum dan khusus.
c. Suhrawardi Al Maghful
Suhrawardi adalah penganut panteisme,yang mendefinisikan tuhan
sebagai jumlah keseluruhan eksistensi yang ideal dan jelas(sensible).
Suhrawardi mengatakan terhadap teolog ortodoks,bahwa penyebab utama
setiap fenomena ialah cahaya mutlak yang penerangannya membentuk
esensi alam semesta.Dibidang psikologi,Suhrawardi mengikuti Ibnu Sina
tetapi perlakuan terhadap bidang ini lebih sistematis dan empiris.
d. Nasir Al-din Tusi
Tusi berpendapat bahwa jiwa merupakan suatu realitas yang dapat
terbukti dengan sendirinya dengan sendirinya dan tidak dapat
dibuktikan.
Tusi mengungkapkan jiwa imajinatif menempati posisi tengah antara
jiwa hewani dan manusiawi.Jiwa manusiawi ditandai dengan adanya akal
yang memerima pengetahuan dari akal pertama. Akal terbagi menjadi
dua,yaitu:akal teoritis dan akal praktis,seperti yang dikemukakan
oleh Aritoteles.
Tusi berpendapat akal teoritis merupakan suatu potensiolitas yang
perwujudannya mencangkup empat tingkatan,yaitu akal material,akal
malaikat,akal aktif dan akal yang diperoleh teori sependapat dengan
Al Kindi.
Tusi mencampakan akal sehat dalam ruang yang pertama,persepsi berada
dibagian awal ruang otak yang kedua,dan ingatan berada dibagian
belakang otak.
Sumber:
Abdul Rahman Shaleh,Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam.Jakarta:Kencana, 2004
Abdul Mujib,Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam,
Jakarta:PT Raja Grafindo Pesada ,2001