- Pendahuluan
Sebagai ilmu pengetahuan, dakwah tertinggal jauh
oleh cabang-cabang ilmu lainnya. Apalagi pada era sekarang ini yang
sangat serba modern, dakwah metode kultural kurang berpengaruh dalam
masyarakat apalagi masyarakat kota. Dakwah menjadi kajian akademik
kira-kira pada abad ke-20 setelah adanya beberapa tulisan yang
membicarakan tentang dakwah baik sebagai materi maupun sebagai kajian
yang bersifat epistimologis dan diperkuat dengan berdirinya jurusan
dakwah pada fakultas-fakultas.
Dengan lahirnya dakwah kontemporer ini, para
penda’i dapat bersaing secara sehat dengan ilmu-ilmu lainnya yang
telah berkembang begitu cepat, apalagi dengan lahirnya internet yang
makin hari makin canggih dan makin mudah mempengaruhi orang lain.
Karena itu kita sebagai pendakwah jangan mau kalah saing dengan
ilmu-ilmu lainnya.
Disini pemakalah akan mencoba memaparkan seperti
apa dan seberapa penting dakwah kontemporer itu dalam kehidupan era
sekarang ini.
- Pembahasan
- Pengertian Dakwah Kontemporer
Dakwah yang pada intinya menyeru kepada Allah,
adalah kewajiban setiap muslim. Kesadaran ini penting ditanamkan pada
setiap muslim. Allah SWT. berfirman dalam QS. an-Nahl 16:125 yang
artinya “Serulah (manusia) ke jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. (
QS. Ali Imron 3: 104). Ayat inilah yang mengindikasikan perlunya
dakwah secara kolektif atau jama’iyah.
Ayat inilah yang menjadi dasar alam pikiran K. H. Ahmad Dahlan waktu
mendirikan perserikatan Muhamadiyah pada tahun 1912.1
Terkait dengan seruan untuk berdakwah, lahirlah
istilah dakwah kontemporer saat ini. Yang mana Dakwah
kontemporer adalah dakwah yang dilakukan
dengan cara menggunakan tekhnologi
modern yang sedang berkembang, misalnya televisi,
radio, media cetak, internet, dan lain-lain. Dakwah
kontemporer ini sangat cocok apabila dilakukan di lingkungan
masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki latar belakang
pendidikan menengah keatas. Teknis yang
ada dan yang digunakan dalam dakwah kontemporer ini juga
sangat berbeda dengan dakwah kultural. Jika dakwah kultural
pada umumnya dilakukan dengan cara
menyesuaikan budaya yang ada pada masyarakat
setempat, tetapi dakwah kontemporer
dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang berkembang
pada saat ini.
Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,
khususnya dalam bidang periklanan adalah merupakan tantangan bagi
para da’i kita untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah
kultural ke dakwah kontemporer. Dakwah kontemporer yang dimaksud
adalah, dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi modern
sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.2
Al-Qur’an yang selama ini banyak disampaikan dengan cara
tradisional, maka harus segera dirubah cara penyampaiannya, yaitu
dengan cara modern dengan menggunakan teknologi yang sesuai dengan
tuntutan zaman. Al-Qur’an sudah saatnya harus disampaikan dengan
menggunakan metode cepat dan tepat, yaitu dengan cara menggunakan
fasilitas komputer. Munculnya tekhnologi
di bidang komputer ini sebenarnya sangat membantu bagi para da’i
dalam menyampaikan nilai-nilai al-Qur’an
dengan metode tematik. Walaupun kita sadari bahwa para da’i kita
banyak yang tidak bisa meng-operasionalkan komputer dengan baik,
sehingga banyak para da’i kita yang tidak mampu untuk membuka Holy
Qur’an yang lagi berkembang dewasa ini.
Munculnya Holy Qur’an, Holy Hadits dan beberapa CD kitab
kutubut-tis’a merupakan kemajuan yang luar biasa bagi umat
Islam umumnya dan para da’i pada khususnya untuk segera
direalisasikan kepada pada umat yang selama ini dalam menggali
al-Qur’an itu dengan metode tradisional.
Dakwah yang menggunakan fasilitas mimbar hanya akan di dengar sebatas
yang hadir pada acara tersebut. Lain halnya dengan dakwah yang
menggunakan fasilitas teknologi elektronik seperti TV, internet dan
teknologi modern lainnya, pasti akan lebih banyak manfaatnya.
Dari dua perbandingan di atas, maka dakwah kontemporer yang
memanfaatkan teknologi modern lebih banyak manfaatnya dari pada
dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya
masing-masing daerah. Materi dakwah yang
tepat untuk menghadapi masyarakat modern ini adalah materi kajian
yang bersifat tematik. Artinya Islam harus di kaji dengan cara
mengambil tema-tema tertentu yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Sedangkan fasilitas yang tepat adalah dengan menggunakan media
cetak dan elektronik, karena dengan
menggunakan media cetak dan elektronik hasilnya akan lebih banyak
serta jangkauannya lebih luas.3
- Problematika Dakwah pada era Kontemporer
Dahwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai problematika
yang lain kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan
masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris kehidupan
manusia penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki problematika hidup
yang berbeda dengan masyarakat kontemporer yang cenderung
matrealistik dan indifidualistik. Begitu juga tantangan problematika
dakwah akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang sesuai dengan
tuntutan pada era sekarang.
Ada tiga problematika besar yang dihadapi dakwah pada era kontemporer
ini, antara lain:
pertama, pemahaman masyarakat pada umumnya terhadap dakwah
lebih diartikan sebagai aktifitas yang bersifat oral communication
(tablih) sehingga aktifitas dakwah lebih beriontasi pada
kegiatan-kegiatan caramah.
Kedua, problematika yang
berasifat epistemologis. Dakwah pada era sekarang bukan hanya
bersifat rutinitas, temporal dan instan, melainkan dakwah membutuhkan
para dikma keilmuan. Dengan adanya keilmuan dakwah tentunya hal-hal
yang terkait dengan langkah srategis dan teknis dapat dicari
runjukannya melalui teori-teori dakwah.
Ketiga, problem yang menyangkut sumber daya manusia. Aktivitas
dakwah masih dilakukan sambil lalu atau menjadi pekerjaan sampingan.
Imlikasinya banyak bermunculan da’i yang kurang profesional,
rendahnya penghargaan masyarakat terhadap profesi da’i, dan
lemahnya manajerial yang dilakukan oleh da’i dalam mengemas
kegiatan dakwah.4
- Media Dakwah Kontemporer
Seorang da’i atau juru dakwah, dalam
menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia tidak akan lepas dari
sarana atau media. Karena di era modern ini dakwah tidak hanya cukup
di sampaikan melalui lisan tanpa melalui bantuan alat-alat komunikasi
modern, seperti: radio, televisi, film, VCD, percetakan dan
lain-lain. Kata-kata yang di ucapkan seorang da’i sangatlah
terbatas oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu, kepandaian untuk
memilih media atau sarana yang tepat merupakan salah satu unsur
keberhasilan dakwah.
Hamzah Ya’qub membagi sarana dakwah menjadi lima
macam, yaitu: lisan, tulisan, audio, visual, dan akhlak (Amal
Fathullah Zarkhasyi, 1998: 154). Dari lima macam pembagian tersebut,
secara umum dapat dipersempit menjadi tiga media, yaitu:
- Spoken words, media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang di tangkap dengan indra telinga, seperti radio, telepon, dan lain-lain
- Printed writings, berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan sebagainya yang dapat di tangkap dengan mata.
- The Audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti televisi, video, film dan sebagainya.5
Dilihat dari segi sifatnya, media dapat
digolongkan menjadi dua kategori: media dakwaah tradisional dan media
dakwah modern. Media dakwah tradisional berupa berbagai macam seni
dan pertunjukan tradisional, dipentaskan secara umum terutama hiburah
yang bersifat komulatif. Sedangkan media modern di istilahkan dengan
media elektronik yaitu media yang dihasilkan dari tekhnologi seperti
televisi, radio, pers, internet dan sebagainya (Amar fathullah
Zarkhasyi, 1998: 154).
Sementara masyarakat sekarang ini adalah
masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang
praktis, sehingga kecanggihan tekhnologi tidak dapat dinafikan dapat
membuka sekat dan menghilangkan batas ruang dan waktu. Memilih dan
menggunakan media yang tepat sudah menjadi keharusan dan tuntunan
zaman apabaila menginginkan tujuan dakwah untuk memengaruhi bisa
tercapai. Dengan demikian, media sebagai sarana dakwah yang merupakan
suatu wasilah
dakwah haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi pada masyarakat
kontemporer.
Dakwah melalui VCD merupakan suatu model atau
sarana dakwah yang baru, dan manfaat yang di petik dari dakwah model
tersebut tidaklah sedikit dan sangat efektif manfaatnya, seperti
contoh VCD Harun Hahya Series dimana karya-karya beliau sarat
manfaat, menjadi best seller
di berbagai negara, VCD yang berisi ilmu-ilmu yang diulas secara
ilmiah dengan gambar-gambar yang menakjubakan, asal-usul kejadian
manusia, teori Darwin, yang menyebabkan tidak sedikit orang-orang
eropa (non muslim) tersentak dan akhirnya mereka masuk Islam.
Begitupun dengan Arimatea, salah satu model dakwahnya adalah dengan
menggunakan serta memanfaatkan VCD sebagai sarana dakwahnya, dengan
debat-debat ilmiyah yang mencerahkan.6
DAFTAR
PUSTAKA
Fathul Wahid, e-Dakwah:
Dakwah melalui Internet, Yogyakarta:
Gava Media, 2004.
Abdul
Basit, Wacana Dakwah
Kontemporer ,
Purwokerto: stainpress, 2006.
Siti Uswatun Khasanah , Berdakwah
Dengan Jalan Debat: antara muslim dan non muslim, Purwokerto:
stainpress, 2007.
http://
www. Google. Com (Dakwah
kontemporer).
3
Ibid.,
4
Lebih jelasnya lihat Abdul Basit, Wacana
Dakwah Kontemporer (Purwokerto:
stainpress, 2006). hal...
5
Siti Uswatun Khasanah , Berdakwah
Dengan Jalan Debat: antara muslim dan non muslim (Purwokerto:
stainpress, 2007), hal. 36-37.
6
Ibid., hal. 37-38.