DAKWAH KONTEMPORER

Written By IMM Tarbiyah on Jumat, 16 September 2011 | 17.31


  1. Pendahuluan
Sebagai ilmu pengetahuan, dakwah tertinggal jauh oleh cabang-cabang ilmu lainnya. Apalagi pada era sekarang ini yang sangat serba modern, dakwah metode kultural kurang berpengaruh dalam masyarakat apalagi masyarakat kota. Dakwah menjadi kajian akademik kira-kira pada abad ke-20 setelah adanya beberapa tulisan yang membicarakan tentang dakwah baik sebagai materi maupun sebagai kajian yang bersifat epistimologis dan diperkuat dengan berdirinya jurusan dakwah pada fakultas-fakultas.
Dengan lahirnya dakwah kontemporer ini, para penda’i dapat bersaing secara sehat dengan ilmu-ilmu lainnya yang telah berkembang begitu cepat, apalagi dengan lahirnya internet yang makin hari makin canggih dan makin mudah mempengaruhi orang lain. Karena itu kita sebagai pendakwah jangan mau kalah saing dengan ilmu-ilmu lainnya.
Disini pemakalah akan mencoba memaparkan seperti apa dan seberapa penting dakwah kontemporer itu dalam kehidupan era sekarang ini.

  1. Pembahasan
  1. Pengertian Dakwah Kontemporer
Dakwah yang pada intinya menyeru kepada Allah, adalah kewajiban setiap muslim. Kesadaran ini penting ditanamkan pada setiap muslim. Allah SWT. berfirman dalam QS. an-Nahl 16:125 yang artinya “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. ( QS. Ali Imron 3: 104). Ayat inilah yang mengindikasikan perlunya dakwah secara kolektif atau jama’iyah. Ayat inilah yang menjadi dasar alam pikiran K. H. Ahmad Dahlan waktu mendirikan perserikatan Muhamadiyah pada tahun 1912.1
Terkait dengan seruan untuk berdakwah, lahirlah istilah dakwah kontemporer saat ini. Yang mana Dakwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan tekhnologi modern yang sedang berkembang, misalnya televisi, radio, media cetak, internet, dan lain-lain. Dakwah kontemporer ini sangat cocok apabila dilakukan di lingkungan masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan menengah keatas. Teknis yang ada dan yang digunakan dalam dakwah kontemporer ini juga sangat berbeda dengan dakwah kultural. Jika dakwah kultural pada umumnya dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya yang ada pada masyarakat setempat, tetapi dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang berkembang pada saat ini.
Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang periklanan adalah merupakan tantangan bagi para da’i kita untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer. Dakwah kontemporer yang dimaksud adalah, dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.2
Al-Qur’an yang selama ini banyak disampaikan dengan cara tradisional, maka harus segera dirubah cara penyampaiannya, yaitu dengan cara modern dengan menggunakan teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Al-Qur’an sudah saatnya harus disampaikan dengan menggunakan metode cepat dan tepat, yaitu dengan cara menggunakan fasilitas komputer. Munculnya tekhnologi di bidang komputer ini sebenarnya sangat membantu bagi para da’i dalam menyampaikan nilai-nilai al-Qur’an dengan metode tematik. Walaupun kita sadari bahwa para da’i kita banyak yang tidak bisa meng-operasionalkan komputer dengan baik, sehingga banyak para da’i kita yang tidak mampu untuk membuka Holy Qur’an yang lagi berkembang dewasa ini.
Munculnya Holy Qur’an, Holy Hadits dan beberapa CD kitab kutubut-tis’a merupakan kemajuan yang luar biasa bagi umat Islam umumnya dan para da’i pada khususnya untuk segera direalisasikan kepada pada umat yang selama ini dalam menggali al-Qur’an itu dengan metode tradisional. Dakwah yang menggunakan fasilitas mimbar hanya akan di dengar sebatas yang hadir pada acara tersebut. Lain halnya dengan dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi elektronik seperti TV, internet dan teknologi modern lainnya, pasti akan lebih banyak manfaatnya.
Dari dua perbandingan di atas, maka dakwah kontemporer yang memanfaatkan teknologi modern lebih banyak manfaatnya dari pada dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya masing-masing daerah. Materi dakwah yang tepat untuk menghadapi masyarakat modern ini adalah materi kajian yang bersifat tematik. Artinya Islam harus di kaji dengan cara mengambil tema-tema tertentu yang sesuai dengan tuntutan zaman. Sedangkan fasilitas yang tepat adalah dengan menggunakan media cetak dan elektronik, karena dengan menggunakan media cetak dan elektronik hasilnya akan lebih banyak serta jangkauannya lebih luas.3


  1. Problematika Dakwah pada era Kontemporer
Dahwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai problematika yang lain kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris kehidupan manusia penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki problematika hidup yang berbeda dengan masyarakat kontemporer yang cenderung matrealistik dan indifidualistik. Begitu juga tantangan problematika dakwah akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang sesuai dengan tuntutan pada era sekarang.
Ada tiga problematika besar yang dihadapi dakwah pada era kontemporer ini, antara lain:
pertama, pemahaman masyarakat pada umumnya terhadap dakwah lebih diartikan sebagai aktifitas yang bersifat oral communication (tablih) sehingga aktifitas dakwah lebih beriontasi pada kegiatan-kegiatan caramah.
Kedua, problematika yang berasifat epistemologis. Dakwah pada era sekarang bukan hanya bersifat rutinitas, temporal dan instan, melainkan dakwah membutuhkan para dikma keilmuan. Dengan adanya keilmuan dakwah tentunya hal-hal yang terkait dengan langkah srategis dan teknis dapat dicari runjukannya melalui teori-teori dakwah.
Ketiga, problem yang menyangkut sumber daya manusia. Aktivitas dakwah masih dilakukan sambil lalu atau menjadi pekerjaan sampingan. Imlikasinya banyak bermunculan da’i yang kurang profesional, rendahnya penghargaan masyarakat terhadap profesi da’i, dan lemahnya manajerial yang dilakukan oleh da’i dalam mengemas kegiatan dakwah.4
  1. Media Dakwah Kontemporer
Seorang da’i atau juru dakwah, dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia tidak akan lepas dari sarana atau media. Karena di era modern ini dakwah tidak hanya cukup di sampaikan melalui lisan tanpa melalui bantuan alat-alat komunikasi modern, seperti: radio, televisi, film, VCD, percetakan dan lain-lain. Kata-kata yang di ucapkan seorang da’i sangatlah terbatas oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu, kepandaian untuk memilih media atau sarana yang tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah.
Hamzah Ya’qub membagi sarana dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan, audio, visual, dan akhlak (Amal Fathullah Zarkhasyi, 1998: 154). Dari lima macam pembagian tersebut, secara umum dapat dipersempit menjadi tiga media, yaitu:
  1. Spoken words, media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang di tangkap dengan indra telinga, seperti radio, telepon, dan lain-lain
  2. Printed writings, berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan sebagainya yang dapat di tangkap dengan mata.
  3. The Audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti televisi, video, film dan sebagainya.5
Dilihat dari segi sifatnya, media dapat digolongkan menjadi dua kategori: media dakwaah tradisional dan media dakwah modern. Media dakwah tradisional berupa berbagai macam seni dan pertunjukan tradisional, dipentaskan secara umum terutama hiburah yang bersifat komulatif. Sedangkan media modern di istilahkan dengan media elektronik yaitu media yang dihasilkan dari tekhnologi seperti televisi, radio, pers, internet dan sebagainya (Amar fathullah Zarkhasyi, 1998: 154).
Sementara masyarakat sekarang ini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan tekhnologi tidak dapat dinafikan dapat membuka sekat dan menghilangkan batas ruang dan waktu. Memilih dan menggunakan media yang tepat sudah menjadi keharusan dan tuntunan zaman apabaila menginginkan tujuan dakwah untuk memengaruhi bisa tercapai. Dengan demikian, media sebagai sarana dakwah yang merupakan suatu wasilah dakwah haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi pada masyarakat kontemporer.
Dakwah melalui VCD merupakan suatu model atau sarana dakwah yang baru, dan manfaat yang di petik dari dakwah model tersebut tidaklah sedikit dan sangat efektif manfaatnya, seperti contoh VCD Harun Hahya Series dimana karya-karya beliau sarat manfaat, menjadi best seller di berbagai negara, VCD yang berisi ilmu-ilmu yang diulas secara ilmiah dengan gambar-gambar yang menakjubakan, asal-usul kejadian manusia, teori Darwin, yang menyebabkan tidak sedikit orang-orang eropa (non muslim) tersentak dan akhirnya mereka masuk Islam. Begitupun dengan Arimatea, salah satu model dakwahnya adalah dengan menggunakan serta memanfaatkan VCD sebagai sarana dakwahnya, dengan debat-debat ilmiyah yang mencerahkan.6

DAFTAR PUSTAKA

Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah melalui Internet, Yogyakarta: Gava Media, 2004.
Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer , Purwokerto: stainpress, 2006.
Siti Uswatun Khasanah , Berdakwah Dengan Jalan Debat: antara muslim dan non muslim, Purwokerto: stainpress, 2007.
http:// www. Google. Com (Dakwah kontemporer).

1 Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah melalui Internet (Yogyakarta: Gava Media, 2004), hal. 7-8.

2http:// www. Google. Com (Dakwah kontemporer).

3 Ibid.,

4 Lebih jelasnya lihat Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto: stainpress, 2006). hal...

5 Siti Uswatun Khasanah , Berdakwah Dengan Jalan Debat: antara muslim dan non muslim (Purwokerto: stainpress, 2007), hal. 36-37.

6 Ibid., hal. 37-38.

Ditulis Oleh : IMM Tarbiyah ~IMM Komisariat Dakwah

IMM.Dakwah Anda sedang membaca artikel berjudul DAKWAH KONTEMPORER.

Ditulis oleh IMM Komisariat Dakwah.

Silahkan manfaatkan dengan bijak.

Blog, Updated at: 17.31