Dimensi Ilmu Dakwah

Written By IMM Tarbiyah on Jumat, 16 September 2011 | 18.08


PENDAHULUAN
Jika ditilik dari segi bahasa (etimologi), maka dakwah dapat berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong atau memohon. Dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’a yad’u, da’watan, yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.
Dakwah dalam pengertian syara’ (istilah), menurut pendapat dari H. M . Arifin, M. Ed. Mengandung pengertian sebagai suatu ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individual maupun secara kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan, serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa Islam adalah agama dakwah, yang mengandung arti bahwa keberadaannya di muka bumi ini adalah dengan sebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat melalui aktivitas dakwah, bukan dengan paksaan, kekerasan, tidak pula dengan kekuatan pedang. Hal ini dapat kita pahami, karena islam adalah agama perdamaian, agama cinta kasih, agama pembebas dari belenggu pembudakan, agama yang mengakui hak dan kewajiban setiap individu. Dengan demikian, anggapan para orientalis yang mengatakan bahwa islam adalah agama terorisme, adalah suatu pandangan yang salah kaprah, dan sangat mengada-ada. Betapa tidak, padahal Al-quran sebagai kitab suci yang dipedomani oleh umat islam telah menegaskan, bahwa tidak ada paksaan untuk memeluk islam.

PEMBAHASAN

A. DIMENSI DAKWAH
  1. IRSYAD
Istilah irsyad berasal dari kata rasyada-yarsyudu-rusydan –wa rasyadan yang berarti mencapai kedewasaan, mengajar, memimpin, membimbing, menunjukkan, memberi nasehat dan petunjuk. Sedangkan kata irsyad (al-irsyad) berarti petunjuk , pengajaran, nasehat, pendapat dan pertimbangan.
Jadi irsyad adalah penyebar luasan ajaran agama islam yang sangat spesifik dikalangan sasaran tertentu. Ia menampilkan hubungan personal antara pembimbing dengan terbimmbing. Ia lebih berorientasi pada pemecahan masalah individu yang dialami oleh terbimbing, sedangkan pembimbing memberikan jalan keluar sebagai masalah tersebut. Disamping itu ia juga mencakup penyebar luasan ajaran islam dikalangan agregat tertentu dengan suatu pesan tertentu. Pesan itu merupakan paket program yang dirancang oleh pelaku dakwah.
Irsayad memiliki makna transmisi, yaitu proses memberitahukan dan membimbing terhadap individu, dua orang, tiga orang atau kelompok kecil (naskah) atau memberikan solusi atas permasalahan kejiwaan yang dihadapi.
Ada beberapa fokus kegiatan bentuk dakwah irsyad yaitu:
  • Bimbingan: Bidang ini mengkaji tentang prinsip-prinsip dasar dan teori bimbing, mulai dari dasar-dasar, fungsi dan ruang lingkup bimbingan BK. Kemudian dilanjutkan dengan mempelajari teori-teori dasar bimbingan untuk dapat diterapkan di lapangan. Tujuannya, memberikan bekal pemahaman dan wawasan mengenai bimbingan sehingga dapat membantu dalam melaksanakan aktivitas bimbingan islam.
  • Konseling : Bidang ini mengkaji tentang prinsip-prinsip dasar dan teori konseling. Ia menjelaskan dasar-dasar, fungsi dan ruang lingkup konseling. Tujuannya adalah memberikan bekal pemahanan dan wawasan mengenai konsep dan aplikasi konseling, sehingga umat dapat melaksanakan aktivitas konseling islam.
  • Psikoterapi Islam: Bidang ini mengkaji tentang masalah-masah mendasar dalam psikoterapi, mengenal psikoterapi persamaan- perbedaan psikoterapi dan konseling serta mengenal dasar-dasar prosedur, teknik dan pendekatan dalam psikoterapi khususnya psikoterapi religius. Tujuannya adalah agar umat mengenal dan memehami konsep-konsep dasar psikoterapi serta memiliki ketrampillan penerapan konsep-konsep spikoterapi dalam melakukuan terapi menurut pendekatan islam.
  • Penyuluhan Islam: Bidang ini mengkaji tentang penyuluhan islam sebagai salah satu cabang ilmu dakwah.kajiannya meliputi sejarah perkembangan, tujuan dan fungsi, ruang lingkup serta konsep-konsep dasar bimbingan dan penyuluhan islam sebagai landasan bagi penguasaan ilmu bimbingan dan penyuluhan islam secara psifik dan mendalam. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada umat tentang dasar-dasar teoritik dan prinsip-prinsip penyuluhan islam teori-teori penyuluhan islam, yang profesional, memberikan wawasan komprehensif dan integratif mengenai ketrampilan membuat keputusan, menyusun perencanaan, serta memilih cara dan alat (media) untuk aktivitas penyuluhan islam.
  1. TABLIGH
Tablig berasal dari kata kerja ballaha-yuballigu-tabligan, yang berarti menyampaikan. Yang dimaksud disini ialah menyampaikan ajaran Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia. Disampaikan dengan keterangan yang jelas, sehingga dapat diterima oleh akal, dan dapat ditangkap oleh hati. Ssdangkan orang yang menyampaikan disebut muballigh. Tugas muballigh disini adalah menyampaikan risalah dengan keterangan yang jelas dan nyata, dan dengan segenap kemampuan yang ada padanya.
Tablligh juga bermakna difusi, yaitu proses penyebarluasan ajaran islam dengan bahasa lisan dan tulisan melalui bermacam-macam media masa kepada orang banyak, baik secara serentak maupun tenggang waktu tidak bertatap muka dan tidak pula bersifat menolong. Target kegiatan ini adalah mengenalkan islam .
Ada berbagai dimensi dan bentuk dakwah fokus kegiatanya terdiri dari berbagai ragam kegiatan yaitu:
  • Khutbah dan Khitabah: Bidang ini mengkaji tentang teknik-teknik berpidato/khitabah sebagai bagian dari proses dakwah bi al-lisan (bertablig). Tujuannya adalah agar umat menguasai teknik dan seni berpidato/khitabah untuk kepentingan penyampaian ajaran islam.
  • Kitabah (Tulisan): Bidang ini mengkaji menulis sebagai kegiatan dakwah.
  • Radio: Radio bidang ini mengkaji penyiaran pada radio.Sebuah pesawat yang kecil dan harganya relatif murah, serta dapat memberikan hiburan, pembinaan dan pendidikan. Tujuannya agar umat memahami dan menguasai prinsip-prinsip dan teknik-teknik membuat produksi radio, untuk dakwah, serta dapat menyiarkan dakwhah di radio.
  • Televisi: Bidang ini mengkaji tentang dakwah melalui televisi. “Tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Televisi adalah siaran media jaringan ciri komunikasi massa, dan berlangsung satu arah.
  • Film: Bidang ini mengkaji tentang dakwah melalui film. Film merupakan media yang pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton secara halus, dan menyentuh relung hati tanpa mereka merasa digurui.
3. TADBIR
  1. Tadbir (manajemen pembangunan masyarakat), dilakukan dalam rangka perekayasaan sosial dan pemberdayaan masyarakat dalam kehidupan yang lebih baik, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan pranata sosial keagamaan, serta menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat, dengan kegiatan pokok : penyusunan kebijakan, perencanaan program, pembagian tugas dan pengorganisasian, pelaksanaan dan pemonitoran serta pengevaluasian dalam pembangunan masyarakat dari melalui pembangunan. Dua ragam dakwah yang terakhir ini ditujukan untuk menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.
Upaya peningkatan kualitas aktivitas dakwah sangat berkaitan dengan usaha yang meningkatkan kualitas seluruh komponen (rukun) yang terlibat dalam kegiatan dakwah, yaitu kualitas sumber daya dai (SDD), Mad’u, materi, dll.
Berkaitan dengan paparan sederhana diatas, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kegiatan dakwah itu direncanakan, karena suatu perencanaan yang baik harus didasarkan hasil penelitian lapangan secara objektif. Tahap perencanaan dakwah sangat menentukan perencanaan dakwah sangat menentukan keberhasilan dakwah. Jika seorang dai atau suatu lembaga dakwah gagal dalam merumuskan suatu perencanaan dakwah, dalam perpektif manajemen, ia juga sedang merencanakan kagagalan. Sebuah ungkapan yang sangat terkenal dari dunia manajemen adalah : Those who fail to plain, plain to fail, siapa yang gagal dalam membuat rencana, berarti ia sedang merencanakan kegagalan.
Mengikuti teori perencanaan dalam dunia manajemen modern, setidaknya terdapat beberapa tahap dalam merumuskan rencana dakwah.
  1. Menetapkan serangkaian tujuan dakwah. Perencanaan ini dimulai dengan keputusan tentang keinginan atau kebutuhan dai atau organisasi dakwah. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, dai atau lembaga dakwah tidak dapat menggunakan sumber dayanya secara efektif
  2. Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman dan identifikasi kondisi yang dihadapi masyarakat dakwah (mad’u) menjadi sangat penting untuk merumuskan dan menentukan langkah yang paling tepat dilakukan. Tahap ini memerlukan pasokan data dan informasi yang memadai tentang suatu masyarakat yang dijadikan sebagai sasaran dakwah.
  3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Hal ini dilakukan untuk mengukur kemampuan seorang dai atau lembaga dakwah dalam mencapai tujuan dakwah
  4. Mengembangkan rencana dakwah untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan dakwah ini meliputi pengembangan berbagai alternative kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternative-altrnatif, dan pemilihan alternatif terbaik diantara berbagai alternative yang ada.


Seluruh umat manusia baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, miskin atau kaya, muslim maupun non muslim, kesemuanya menjadi objek dari kegiatan dakwah islam ini, semua berhak menerima ajakan dan seruan ke jalan Allah.
Jika ditinjau dari dari aspek psikologis, pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi serta keagamaan, merupakan suatu hal yang pokok dalam dakwah. Karena hal tersebut akan sangat membantu dalam pelaksanaan dakwah, terutama dalam hal penentuan tingkat dan macam materi yang akan disampingkan, atau metode mana yang akan diterapkan, serta melalui media apa yang tepat untuk dimanfaatkan, guna menghadapi mad’u dalam proses dakwahnya.
Demi mengetahui keadaan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah, maka kita perlu mengklasifikasikan mereka menurut derajat pemikirannya. Dalam pada klasifikasi mereka ini, menurut Hamzah Ya’qub dibagi dalam beberapa kelompok antara lain :
  1. Umat yang berfikir kritis, tergolong orang-orang yang berpendidikan dan berpengalaman
  2. Umat yang mudah dipengaruhi, yaitu suatu masyarakat yang mudah untuk dipengaruhi untuk dipengaruhi oleh paham baru
  3. Umat yang bertaklid, yakni golongan masyarakat yang fanatic buta bila berpegangan pada tradisi dan kebiasaan turun-temurun.


Masalah berikutnya adalah bagaimana kegiatan dakwah itu ditangani (diorganisasikan) karena penanganan yang baik berkaitan dengan cara pembagian tugas secara tepat, terpadu, dan pertimbangan keahlian. Pelaksanaan dakwah yang baik berkaitan dengan ketetapan skala prioritas, sasaran, kebutuhan, target dan tujuan. Kontrol atau evaluasi dakwah yang baik berhubungan dengan evaluasi secara cermat, general, melihat ulang fungsi-fungsi manajemen dakwah yang lain. Semua itu bertujuan membantu dalam menentukan langkah-langkah dakwah secara lebih tepat dan efektif.
4 TATHWIR
Tatwir adalah sosialisasiajaran islam kepada masyarakat mad’u untuk mempertinggi derajat kesalehan perilaku individu dan kelompok, sehingga dapat memecahkan masalah yang ada di masyarakat.
Tathwir (pengembangan masyarakat) dilakukan dalam rangka peningkatan sosial budaya masyarakat, yang dilakukan dengan kegiatan pokok : pentransformasian dan pelembagaan nilai-nilai ajaran islam dalam realitas kehidupan umat yang menyangkut kemanusiaan, seni budaya, dan kehidupan bermasyarakat, penggalangan ukhuwah islamiah, dan pemeliharaan lingkungan. Dengan kata lain, tathwir berkaitan kegiatan dakwah melalui pendekatan washilah sosial budaya (dakwah kultural).
Metode pengembangan kuantitas dakwah mencakup dua hal, pertama, metode pengembangan dakwah dikalangan intern umat islam, dan yang kedua metode pengembangan dakwah dikalangan umat dakwah atau diluar umat islam.
  1. Pengembangan Dakwah Kalangan Intra Umat Islam
Metode pengembangan kuantitas dakwah dikalangan intern umat islam dapat dikembangkan dari beberapa prinsip :


  1. Mengupayakan munculnya jamaah (mad’u) yang baru, misalnya dengan membuka pengajian dikalangan eksekutif, selebriti atau artis atau bahkan kalangan para pemulung dan pengamen.
  2. Memperbanyak frekuensi kegitan dakwah.
  3. Memperbanyak kelompok pengajian ajaran islam, sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan, Misalnya dengan mengadakan kelompok kajian islam untuk para remaja, orang tua dan anak-anak,dll.


  1. Pengembangan Dakwah Kalangan Umat Dakwah
Metode pengembangan kuantitas dakwah dikalangan luar umat islam dapat dikembangkan melalui prisip :


  1. Menjaga nilai-nilai kemanusiaan antarwarga Negara secara menyeluruh, dan mengembangkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa, dengan pembentukan institusi-institusi.
  2. Membentuk badan kerja sama antarumat beragama dengan pemerintah.
  3. Menyelenggarakan dialog, seminar, lokakarya, dan temu wicara dengan para tokoh pengikut agama lain, dll.
  1. Metode Pengembangan Dakwah Di Pedesaan
Di Indonesia hampir sebagian besar umat Islam tinggal di wilayah pedesaan. Ada beberapa karateristik yang dimiliki masyarakat desa, seperti memiliki sikap curiga terhadap orang yang datang dari luar masyarakat mereka, tidak mau tau dengan dunia luar dan orang luar, mereka juga bersikap pasrah. Sementara itu, pakar sosiologi lain membuat sifat lain dari karakter masyarakat pedesaan yang umumnya masih tradisional, yaitu media komunikasi lisan, kepemimpinan berdasar keturunan, dan teknologi masih sederhana. Dari prinsip atau karakteristik masyarakat pedesaan, dapat dirumuskan beberapa metode pengembangan dakwah pada masyarakat desa, Menggunakan pendekatan bahasa, struktur, dan kultur yang releven dengan masyarakat pedesaan, sederhana,dapat dipahami dan sesuai dengan kebutuhan, serta menggunakan bahasa lisan yang komunikatif dalam penjelasan tentang sesuatu untuk terciptanya kondisional pemahama, persepsi dan sikap.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil simpulan bahwa Dimensi Ilmu Dakwah terbagi menjadi empat istilah yaitu, Irsyad, Tabligh, Tadwir, dan Tathwir. Adapun keempat istilah tersebut cara fokus kegiatanya terdiri dari ragam kegiatan. Irsyad, meliputi bimbingan dan penyuluhan. tabligh, kajian dakwahnya melalui media mimbar, media cetak, radio, televise, dan film. Tadbir fokus kegiatan dakwahnya melalui pengelolaan, kelembagaan, dan masjid. Sedangkan tathw.ir fokus kegiatannya melalui pemberdayaan dan pengembangan SDM, pemberdayaan dan pengembangan ekonomi dan pengembangan lingkungan.
Pada dasarnya, dakwah merupakan rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan sebagai pemberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab, tanpa tujuan yang jelas, seluruh kegiatan dakwah akan sia-sia. Apalagi bila ditinjau dari pendekatan sistem, tujuan dakwah merupakan salah satu unsur dakwah yang sangat penting bagi kita semua.
PENUTUP
Konsep di atas sangat menghargai aspek kreatifitas dan mandiri. Dari penjelasan diatas tidak akan berarti, jika tidak ada yang memperdulikannya. Penjelasan diatas sangat, bergantung kepada kesungguhan semua pihak untuk menjalankannya, kesuksesan bukan untuk siapa yang manginginkan, melainkan yang mengupayakan dengan penuh kesungguhan.
Sesungguhnya keberuntungan itu adalah dengan memetik buah pengalaman dan pengetahuan tehadap jalan hidup yang panjang, mengingat karena manusia itu seringkali melakukan sebuah kesalahan, yang terkadang tidak disadarinya, maka kami sebagai penulis sadar diri akan kekurangan kami dalam menyusun makalah ini. Untuk memperbaiki segala kesalahan yang kami lakukan dalam kepenulisan makalah ini, maka kami mengharap kritik dan saran, yang bertujuan untuk mamperbaiki kesalahan yang kami perbuat, baik dari cara menyusun maupun dari isi dari makalah ini sendiri.
Kepuasan hati dan akal bejalan seiring dan kebersamaan . Demikian pula sekelumit perhatian pada hati nurani, untuk selalu memperbaiki diri, begitupun dalam penyusunan makalah ini. Harapan-harapan selalu terlintas dari hati penulis, agar segala kekurangan dari kami mohon dimaafkan.

Ditulis Oleh : IMM Tarbiyah ~IMM Komisariat Dakwah

IMM.Dakwah Anda sedang membaca artikel berjudul Dimensi Ilmu Dakwah.

Ditulis oleh IMM Komisariat Dakwah.

Silahkan manfaatkan dengan bijak.

Blog, Updated at: 18.08