RESENSI BUKU "DAKWAH ISLAM DENGAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA"

Written By IMM Tarbiyah on Rabu, 28 September 2011 | 08.38


Judul Buku : Dakwah Islam Dengan Pembangunan Masyarakat Desa (Peranan Pesantren dalam Pembangunan)
Penulis : Prof .Dr.H.A.surjadi, M.A.
Peneribit : Mandar Maju, Bandung
Cetakan : IV. 2005
Tebal : xiv + 310 halaman

Pembangunan masyarakat desa adalah suatu proses dimana anggota masyarakat desa pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka. Kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama untuk memenuhi keinginan mereka tersebut.
Mengapa usaha-usaha pembangunan masyarakat desa itu dilaksanakan secara integrasi dengan da’wah Islam? Mengenai hal itu secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut :
  1. Islam mempunyai ajaran-ajaran yang kalau diterapkan akan menjamin terhapusnya mentalita masyarakat. Islam mengajar umatnya untuk mempunyai harga diri yang tinggi. Setiap manusia adalah sama, yang mulia disisi Allah adalah orang yang paling taqwa kepada-Nya. Islam mengajarkan agar pengikut-pengikutnya taat kepada Allah, kepada Rasul-Nya dan kepada para pemimpin selama pemimpin itu berada dalam garis-garis yang dibenarkan Islam. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Abu Bakar: “Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasulnya tetapi bila aku durhaka kepada Allah dan Rasulnya” maka tidak ada ketaatan atas kamu kepadaku. Penerapan ajaran ini menjamin setiap muslim mempunyai pribadi dan harga diri yang tinggi yang sanggup menyatakan pendapatnya dan berani mengontrol pemimpinnya dalam setiap gerak langkah memimpin umatnya. Pribadi yang tidak takut, tidak sumuhun dawuh kepada para pemimpinnya.

  2. Di atas dasar persamaan setiap manusia itu Islam mengajarkan bahwa orang-orang mu’min itu bersaudara yang dipertegas lagi oleh hadits yang artinya: ”Belum sempurna iman seseorang diantara kamu, sebelum ia mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri. Penerapannya menjamin tidak akan terjadi penekanan, penghisapan, pemerkosaan hak asasi manusia, baik ia sebagai pemimpin ataupun bukan. Kelaparanpun tidak akan terjadi karena setiap orang mengasihi, sayang menyanyangi baik ia kaya atau miskin. Persaudaraan ini diperkokoh lagi oleh hadits yang artinya :”Di kampung halaman mana saja terdapat kelaparan, maka jaminan Allah telah dihapuskan dari penduduknya.(Musnad Ahmad).
  3. Islam mengajarkan gotong-royong. Suasana kasih mengasihi itu ditingkatkan kepada suasana kegotong-royongan. gotong-royong dalam berbuat kebajikan dan taqwa dan bukan gotong-royong berbuat dosa dan permusuhan (al-Maidah: 2). Islam mengajarkan agar pengikutnya jangan berbantah-bantah atau bertentangan, sebab nanti menjadi gagal dan hilang kekuatan. Dan untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta gotong-royongan itu diwajibkan berpegang kepada tali Allah (kitab Allah) dan jangan bercerai berai.
penerapan ajaran-ajaran tersebut menjamin terhapusnya desinterasi umat dan menjamin terwujudnya integrasi umat Islam.
  1. Keadaan tersebut kemudian ditingkatkan kepada usaha pengembangan sebagaimana yang ditegaskan oleh firman Allah, bahwa sesungguhnya Allah tidak merubah apa-apa yang ada pada suatu kaum sehingga kaum itu sendiri merubah apa-apa yang ada pada dirinya.(Ar-Radu: 11). Ayat ini mencerminkan kegotong-royongan, usaha bersama merubah sesuatu yang ada pada suatu masyarakat (kaum). Dan inilah yang dikehendaki pembangunan masyarakat. Di pihak lain ada hadits yang menyuruh manusia bekerja untuk keduniaan seolah-olah akan hidup selamanya dan beramal untuk akhirat seperti akan mati besok. Penerapan ajaran ini menjamin terwujudnya masyarakat yang dinamis, yang “an ever increasing standard of living”.
  2. Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu sejak dari buaian hingga keliling lahat, dimana saja ilmu itu berada sekalipun orang-orang yang sangat jauh. Bahkan Allah menjamin mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. Penerapan ajaran ini menjamin setiap orang mesti pandai tidak mandeg dan tertinggal zaman, tidak statis dan stagnasi. Masyarakat dijamin lincah berkembang dan maju terus dan bahkan memimpin perkembangan tersebut.
  3. Yang penting adalah Islam mengajaran bahwa setiap muslim itu adalah mengemban amanat ibadah yaitu sebagai hamba Allah hanyalah harus tunduk, patuh, taat, dan berbakti kepada Allah SWT dan pengemban amanat khilafah (perwakilan), yaitu bahwa manusia adalah khalifah dimuka bumi yang harus membina kemakmuran, peradaban dan kebudayaan berdasarkan aturan-aturan Tuhan dimuka Bumi.
  4. Tujuan tugas manusia sebagai khalifah adalah membina Baldatun Thajjibatun wa Rabbun Ahfur masyarakat yang adil makmur dan sejahtera yang diridhai Allah SWT. Pelaksanaan amanat ini menjamin terlaksananya pembangunan yang “on going process” dan meningkat terus yang bergelombang terus tanpa henti-hentinya. Masyarakat yang dinamis sesuai dengan zaman dan memimpin zaman.
Adapun metode yang dipakai dalam pembangunan masyarakat antara lain :
    1. Kontak langsung (Direct Contact)
Yang dimaksud adalah hubungan yang langsung berhadapan (face to face relation) dengan orang-orang desa secara individual maupun dalam kelompok. Hal yang paling penting yang harus diingat selalu dalam mempergunakan metode ini ialah sesuatu yang khusus yang ingin disampaikan.
Empat tujuan yang harus dicamkan oleh para petugas di dalam mempergunakan metode ini ialah :
  • Bertujuan menemukan kapada siapa orang-orang desa menganggap pemimpin serta apa alasan dan tujuannya.
  • Bertujuan untuk menjelaskan program pembangunan masyarakat yang digariskan oleh pemerintah.
  • Bertujuan minat oarang-orang desa
  • Bertujuan belajar dari orang-orang desa apa yang mereka anggap sebagai masalah-masalahnya dan bagaimana perhatian mereka untuk mengatasinya.
    1. Demonstrasi Hasil
Orang-orang desa adalah sama dengan orang-orang dimanapun juga bahwa mereka mengerjakan apa yang mereka kerjakan dan mereka mengerjakannya dalam cara-cara yang mereka kerjakan. Hal ini disebabkan terutama karena mereka tahu hasil apa yang bisa diharapkan bila mereka mengikuti cara-cara tradisional yang telah mereka kuasai se jak masa lampau.
Para petugas harus memahami bahwa penduduk desa bekerja atas dasar pengalamannya dan pengalamannya itu biasanya terbatas pada cara-cara mengerjakan dan cara berfikir di desanya. Dilain pihak petugas bermaksud merubah cara-cara tradisional dalam bekerja dan berfikir. Di dalam mengembangkan kondisi-kondisi desa petugas harus berfikir hati-hati tentang bagaimana menolong orang-orang itu mengadakan perubahan, dan lebih berhati-hati lagi membimbing mereka dalam mengadakan perubahan itu a gar memperoleh pengalaman yang menyenangkan dengan cara-cara baru itu, hingga meninggalkan cara tradisional.
    1. Demonstrasi Metode (Proses)
Yang dimaksud dengan demontrasi metode adalah memperlihatkan kepada yang lain bagaimana memperkembangkan sesuatu yang mereka kerjakan sekarang atau mengajari mereka bagaiman membeli alat pertanian yang baru yang belum pernah ia kenal. Dan petugas pertanianpun pertama-tama mempertunjukan kepadanya bagaimana cara mempergunakannya dan kemudian membantu dia sehingga ia sendiri dapat mempergunakannya untuk selanjutnya, maka demontrasi metodepun telah berhasil dilaksanakan.
    1. Bekerja dengan pemimpin-pemimpin Desa
Salah satu program pembangunan masyarakat desa ialah mengembangkan dan memajukan program milik masyarakat itu sendiri, maka dengan demikian mengembangkan dan melatih kemampuan pemimpin-pemimpin desa dalam berbagai bidang dan hubungan kerja sama yang efektif dengan mereka adalah penting sekali.
Pengalaman dari pelaksanaan pembangunan masyarakat desa di seluruh dunia sampai kesimpulan bahwa salah satu metode yang sangat penting ialah bekerja dengan pemimpin-pemimpin desa. Baik ataupun jelek, progresif ataupun konservatif. Justru pemimpin-pemimpin inilah yang menentukan dan membimbing cara berfikir dan bertindak masyarakat desa. Semua kelompok orang desa, baik yang formil maupun yang informil, fungsinya justru dipegang oleh pemimpin-pemimpin kelompok uanh dikenal itu.
    1. Aksi Kelompok (Group action)
Para petugas, khususnya yang bertugas di desa-desa. Hendaknya memahami sejak mulanya bahwa kebanyakan masalah-masalah desa itu dapat di pecahkan hanya dengan usaha-usaha kelompok. Pengalaman menunjukkan dengan jelas bahwa mutlak harus dimiliki badan-badan organisasi yang meluas untuk mensponsori dan membimbing pelaksanaan pembangunan. Andaikan hanya ada sebuah organisisasi untuk mensponsori program itu. Maka berbagai kegiatan iru cenderung disponsori untuk para petugas dan hasilnya tentu saja tidak dilihat sebagai karya masyarakat desa,
    1. Alat peraga (Visual Aids)
Para petugas hendaknya mempergunakan alat-alat peraga sebagai metode yang paling bermanfaat dan efisiensi dalam, pertama, menarik perhatian penduduk desa dan kedua, untuk menjelaskan suatu hal, atau mem bawakan suatu cerita. Ada beberapa media alat peraga yang harus diketahui oleh para petugas, anatara lain : Potograf, Poster, Papan Slides, Papan Buletin, Flash Card, Flanelgraf, Boneka atau Wayang, dan dalam lingkungan yang bagaimanakah metode-metode alat-alat peraga itu dapat di pergunakan sebaik-baiknya dan bagaimana mempergunakannya masing-masing.
Buku Da’wah Islam dengan pembangunan masyarakat desa ini menyajikan program pembangunan masyarakat desa berdasar Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan juga menyajikan konsep dan program da’wah Islam (pembangunan) untuk pesantren. Hal ini tidak berarti bahwa pesantren tidak perlu berpartisipasi dalam program se belumnya. Disini pesantren diharapkan dapat memiliki program-program atas dasar :
  • Kemampuan SDM
  • Bantuan dari instansi-instansi pemerintah terkait
  • Dukungan masyarakat setempat
  • SDA yang tersedia dan bisa diadakan
  • Manfaat besar bagi masyarakat setempat
  • Dana yang bisa diusahakan
  • Pemasaran (marketing) produk yang prospektif atau menjanjikan (untuk program income generating skills).
Generasi muda desa banyak yang masuk sekolah tinggi dan menyumbangkan pikirannya untuk kemajuan desanya. Itulah gambaran visi dan misi penduduk desa yang berswadaya bergotong royong dengan dipelopori pesantren dan santrinya, yang kini desa itu telah mencapai “self-propelling growth”.

Kehadiran buku Prof. DR.H.A. Surjadi, M.A. Ini penyajiannya sangat komplek tentang pembangunan masyarakat desa dengan integrasi da’wah Islam serta mengikut sertakan peranan pesantren didalamnya. Hal ini membuka jendela bagi para santri khususnya dan umat Islam pada umumnya, untuk melakukan usaha-usaha pembangunan desa sabagai realisasi ajaran Islam. Dengan adanya buku ini maka diharapkan pesantren dan santri bisa melakukan dakwah hal-hal dan tentunya da’wah dengan pembangunan. Hal ini sangat signifikan pada saat jumlah penemu karya mulai meningkat jumlahnya begitu pula halnya dengan kaum dhua’fa. Jadi buku ini bermanfaat bagi usaha-usaha pembangunan, khusunya pembangunan masyarakat desa.


Ditulis Oleh : IMM Tarbiyah ~IMM Komisariat Dakwah

IMM.Dakwah Anda sedang membaca artikel berjudul RESENSI BUKU "DAKWAH ISLAM DENGAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA".

Ditulis oleh IMM Komisariat Dakwah.

Silahkan manfaatkan dengan bijak.

Blog, Updated at: 08.38