PSIKOLOGI
- Pengertian
- George A. Miller dalam bukunya Psycology and communication: “Psycology is the science that attempts to describe, predict and control mental and bahavioral events” (psikologi adalah ilamu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku)
- Roberts Woodworth dan Marquis DG dalam bukunya Psycology: “Psycology is the scientific studies of individual activities relations to the inveronment” (psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya).
- Pendekatan-pendekatan Terhadap Psikologi
- Pendekatan Neorobiologi
Pada pokoknya, kejadian-kejadian psikologi tergambat dalam kebiasaan
yang digerakkan oleh otak dan sistem saraf. Suatu pendekatan terhadap
studi manusia berusaha menghubungkan perilaku dengan hal-hal yang
terjadi dalam tubuh, terutama dalam otak dan sistem syaraf,
pendekatan ini mencoba mengkhususkan proses neurobiologi yang
mendasari perilaku dan kegiatan mental. Contoh: perubahan yang
terjadi dalam sistem saraf karena adanya proses belajar mengenai hal
yang baru.
- Pendekatan perilaku (Behaviorisme)
Dengan pendekatan ini, seorang ahli psikologi mempelajari individu
dengan cara mengamati perilakunya dan bukan mengamati kegiatan bagian
dalam tubuh.
- Pendekatan kognitif
Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa kita bukanlah penerima
rangsangan yang pasif, otak kita secara aktif mengolah informasi yang
diterima dan mengubahnya dalam bentuk dan kategori baru.
- Pendekatan Psikoanalitik
Dasar pemikiran teori freud ialah bahwa sebagian besar perilaku kita
berasal dari proses yang tidak disdari (unconscious processes)
yang dimaksud dengan proses yang tidak disadari ialah pemikiran, rasa
takut, keinginan-keinginan yang tidak disadari seseorang tetapi
membawa pengaruh terhadap perilakunya. Ia percaya bahwa banyak dari
implus pada masa kanak-kanak yang dilarang dan dihukum oleh para
orang tua dan masyarakat berasal dari naluri pembawaan (innate
instine)
- Pendekatan Fenomenologis
Memusatkan perhatian pada pengalaman subjektif. Pendekatan ini
berhubungan dengan pandangan pribadian mengenai dunia dan penafsiran
mengenai berbagai kejadian yang dihadapinya.
- Ruang Lingkup Psikologi Kontemporer
Bidang-bidang psikologi antara lain:
- Psikologi eksperimental dan fisiologi
- Psikologi perkembangan, psikologi sosial, dan psikologi kepribadian
- Psikologi klinis dan penyuluhan
- Psikologi sekolah dan pendidikan
- Psikologi industri dan rekayasa
INGATAN
(MEMORY)
Perbedaan-perbedaan
dalam ingatan
- Tahapan ingatan
Kekuatan ingatan minor dapat dibagi dalam tiga tahapan yaitu:
- Tahapan encoding
Anda mengubah fenomena fisik (gelombang-gelombang suara) yang sesuai
dengan nama yang diucapkan ke dalam kode yang diterima ingatan dan
anda menempatkan kode tersebut dalam ingatan
- Tahapan penyimpanan (storage stage)
Anda mempertahankan atua menyimpan nama itu selama waktu antara kedua
pertemuan tadi
- Tahapan mengingat kembali (retrieval stage)
Anda dapat mendapatkan kembali nama itu dari penyimpanan pada waktu
pertemuan kedua
- Jenis Ingatan
- Ingatan jangka pendek
- Pemasukan pesan dalam ingatan (encoding)
Untuk dapat menyimpan informasi ke dalam ingatan jangka pendek, harus
memperhatikan informasi tersebut. Karena kita sangat selektif tentang
apa yang kita perhatikan, ingatan jangka pendek kita hanya berisi apa
yang dipilih. Hal ini berarti bahwa sebagian besar dari apa yang
telah terlihat oleh kita tidak pernah memasuki ingatan jangka pendek
dan tentu saja tidak akan mungkin dapat digunakan untuk pengingat
kembali di kemudian hari.
- Penyimpanan (storage)
Mungkin kenyataan yang paling mencolok mengenai ingatan pendek ialah
bahwa ingatan ini mempunyai kapasitas yang terbatas. Batas
rata-ratanya adalah 7 butir lebih atau kurang dua (7 ± 2). Sebagian
orang dapat menyimpan paling sedikit 5 butir, yang lainnya dapat
menyimpan 9. Jumlah tertinggi merupakan rentang ingatan subjek
(subject’s memory span)
Dengan adanya kapasitas yang begitu pasti kita cenderung memandang
ingatan jangka pendek sebagai sebuah kotak mental yang mempunyai
tujuh slot (bilik). Setiap butir yang memasuki ingatan jangka pendek
masuk ke dalam masing-masing slot. Selama jumlah butir tidak melebihi
jumlah slot kita akan dapat mengingat butir-butir dengan sempurna.
Ketika semua slot sudah terisi dan sebuah butir baru akan masuk,
salah satu butir lama harus pergi. Butir yang baru menggantikan
butir yang lama.
- Pengingatan Kembali (retrieval)
Pengingatan kembali disusun dalam tiga tahapan
- Subjek memasukkan stimulus probe ke dalam suatu bentuk yang dapat dibandingkan dengan butir-burit yang sudah tersimpan dalam ingatan jangka pendek
- Subjek membandingkan kede yang berurutan dengan setiap butir yang ada dalam ingatan pendek
- Subjek mulai dengan memberikan sebuah respon yang berakibat pada ditekannya tombol “ya” atau “tidak”
- Ingatan Jangka Panjang
Ingatan jangka panjang meliputi informasi yang telah disimpan dalam
ingatan dengan rentang waktu beberapa menit atau sepanjang hidup.
- Pemasukan pesan dalam ingatan (encoding)
Untuk materi verbal, kode ingatan jangka panjang yang dominan tidak
bersifat akustik atau visual, melainkan tampaknya didasarkan pada
pegertian akan butir-butir tersebut. Jika kita menghafal suatu kata
yang panjang dan mencobanya untuk mengingat kembali beberapa menit
kemudian, kita pasti akan membuat kekeliruan. Sebagian kata-kata yang
keliru itu mempunyai pengertian yang sama dengan kata-kata yang
benar. Misalnya jika kata “lekas” dalam daftar mungkin kita akan
keliru ingat dengan kata “cepat”.
Pengkodean melalui pengertian, tampaknya menghasilkan ingatan yang
terbaik. Dan semakin mendalam atau lengkap seorang menyerap
pengertian, semakin baik ingatan yang terjadi. Maka, kalau kita harus
mengingat satu hal dalam sebuah buku teks kita akan mengingatnya
lebih baik, jika kita memusatkan pikiran pada pengertiannya dan bukan
pada kata-kata yang tercantum dan semakin mendalam dan menyeluruh
kita menghayati maknanya semakin baik kita mengingatnya.
- Penyimpanan dan pengingatan kembali (storage and retrieval)
Banyak kasus mengenai proses lupa dari ingatan jangka panjang ini
tampaknya merupakan akibat dari tidak adanya cara untuk mencapai
informasi itu bukan karena tidak adanya informasi itu sendiri. Maka,
ingatan yang lemah dapat mencerminkan kegagalan pengingatan kembali
dan bukan merupakan kegagalan penyimpanan informasi. Oleh karena itu
penting diketahui faktor yang meningkatkan dan menurunkan pengingatan
kembali.
- Faktor yang meningkatkan pengingatan kembali ialah mengorganisasi dalam penyimpanan dan memastikan bahwa konteks informasi yang diingat kembali sama dengan konteks informasi di mana kita memasukkan pesan dalam ingat.
- Faktor yang menurunkan pengingat kembali ialah interferensi
INTELEGENSI
- Pengertian Intelegensi
Alfred Binet, dikenal sebagai pelopor dalam menyusun tes inteligensi,
mengemukakan pendapatannya bahwa inteligensi mempunyai 3 aspek
kemampuan yaitu:
- Direction, kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan
- Adaptation, kemampuan untuk mendapatkan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah
- Criticism, kemampuan untuk mengadakan kritik baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri
Pengertian inteligensi, menurut Whitherington, mempunyai ciri-ciri
hakiki berikut:
- Cepat, makin cepat suatu pekerjaan diselesaikan, makin cerdaslah orang yang menyelesaikan
- Cekatan biasanya dihubungkan dengan pekerjaan tangan, dengan mudah dan ringkas menjelaskan sesuatu
- Tepat sesuai dengan tuntutan keadaan
- Ciri-ciri Pelaku Inteligensi
Menurut Effendi dan Praja, ciri-ciri tingkah laku yang inteligensi
adalah sebagai berikut:
- Purposeful behavior, artinya tingkah laku yang inteligensi selalu terarah pada tujuan
- Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkordinasi, tidak acak-acakan
- Physical well taned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga dan tangkas
- Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang fleksibel, tidak statis dan kaku
- Success oriented bahavior, artinya tingkah laku yang didasari perasaan aman, tenang, penuh kepercayaan akan sukses
- Clearly motivated behavior, artinya tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat bagi orang lain
- Rapid behavior, artinya tingkah laku yang efisien, efektif, dan cepat
- Broad behavior, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas serta jiwa yang terbuka
Distribusi Normal tingkat kecerdasan
IQ / tingkat
kecerdasan
|
Deskripsi Verbal
|
Persentase Populasi
dalam Setiap Kelompok
|
0 – 19
20 – 49
50 – 69
70 – 79
80 – 89
90 – 109
110 – 119
120 – 129
130 – 139
140 – 179
180 ke atas
|
Idiot
Embicile
Moron
Inferior
Bodoh
Normal
Pandai
Superior
Sangat superior
Gifted
Genius
|
1
-
2
6
15
46
18
8
3
-
1
|
KEPRIBADIAN
- Definisi Kepribadian
Kata kepribadian (personality) berasal dari kata latin: persona. Kata
persona menunjukan pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain
sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan peranan-peranannya.
Alport mendefinisikan kepribadian yaitu bahwa setiap individu
bertingkah laku dalam caranya sendiri. Tidak ada dua orang yang
berkepribadian sama, sehingga tidak akan ada dua orang yang
bertingkah laku sama, karena setiap individu memiliki kepribadian
sendiri.
- Teori-teori Kepribadian
- Teori kepribadian psikoanalisis
Dalam mencoba memahami sistem kepribadian manusia, freud, membangun
model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan
satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut
menciptakan energi psikis individu. Ketiga sistem itu yaitu:
- Id, bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls biologis
- Ego, mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima masyarakat
- Superego (hati nurani) memiliki standar moral pada individu
Selanjutnya, teori frud mengenai dinamika kepribadian, menyatakan
bahwa terdapat sejumlah energi psikis (libido) yang konstan untuk
setiap individu. Teori ini berpendapat bahwa dorongan id yang tidak
bisa diterima dapat menimbulkan kecemasan, yang bisa diturunkan oleh
mekanisme pertahanan. Kemudian, teori feud mengenai perkembangan
kepribadian menyatakan bahwa individu melewati tahap psikoseksual
(seperti oral, onal, falik) dan harus memecahkan konflik oedipal.
- Teori-teori Sifat (Trait Theories)
Yang dimaksud dengan teori-teori sifat pada dasarnya meliputi
“psikologi individu” Gordon Williard Allport “Psikologi
Konstitusi William Sheldon” “teori faktor” Roymond (attell).
Teori-teori ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories).
Bagi Allport, sifat adalah sesuatu yang sesungguhnya eksis namun
tidak terlihat. Itu terletak dalam bagian tertentu dalam sifat saraf.
Meskipun tidak terlihat, kita bisa merasakan kehadirannya dengan
mengamati konsistensi dari perilaku seseorang.
Allport membedakan antara sifat umum (general trait) dan
kecenderungan pribadi (personal disposition) sifat umum adalah
dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lainnya,
kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik
sifat-sifat yang ada dalam diri individu.
- Teori kepribadian Behaviorisme
Menurut skinner, individu adalah organisme yang memperoleh
pembendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Kemudian, skinner
menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku.
Kemudian banyak diantaranya dipelajari oleh social learning
theoritist, yaitu:
- Pengekangan fisik (physical restraints)
- Bantuan fisik (physical aids)
- Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)
- Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)
- Melakukan respons-respons lain (perforning alternative responses)
- Menguatkan diri secara positif (positive self reinforcement)
- Menghukum diri sendiri (self punishment)
- Teori Psikologi Kognitif
Pandangan tori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian
manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain
saling terkait dalam lapangan kesadaran. Dalam teori ini, unsur
psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk
dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini dimungkinkan juga
faktor-faktor di luar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan
psikologis atau lapangan kesadaran manusia.
- Tipe-tipe Kepribadian
Pada dasarnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu
sama lain. Kita mengenal Hippocrates dan Galenus yang mengemukakan
bahwa manusia bisa dibagi menjadi 4 golongan menurut keadaan zat cair
yang ada dalam tubuhnya. Yaitu:
- Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya, sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung, pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga
- Sanguinicus (sanguinisi) yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan waja yang berseri-seri, periang, dan bersikap optimistis
- Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. Orang tipe ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya selalu tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
- Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang tipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penarik darah dan sukar mengenalikan diri, sifatnya garang dan agresif.
Menurut Jung, tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar
yaitu:
- Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat
- Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya pada “aku” nya
PERSEPSI
- Pengertian Persepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception
berasal dari bahasa Latin perceptio, dari percipere,
yang artinya menerima atau mengambil. Kata persepsi biasanya
dikaitkan dengan kata lain, menjadi persepsi diri, persepsi sosial
dan persepsi interpersonal.
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana seseorang
melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau
pengertian, yaigu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu. Menurut Devita, persepsi ialah proses ketika kita
menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita.
Gulo mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi
sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera
yang dimilikinya. Yusuf menyebut persepsi sebagai pemaknaan
hasil pengamatan. Pareek memberikan definisi yang lebih luas
ihwal persepsi ini sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada
rangsangan pancaindra atau data.
- Proses Persepsi
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan
fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu untuk mengubah
tingkah laku seseorang, harus dimulai dari merubah persepsinya. Dalam
proses persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut:
- Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit
- Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang
- Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sbeagai reaksi
Jadi, proses persepsi ialah melakukan seleksi, interpretasi dan
pembulatan terhadap informasi yang sampai. Dalam definisi pesepsi
dikemukakan Pareek di atas, mencakup beberapa segi atau proses yaitu:
- Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data
dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indra.
- Proses menyeleksi rangsangan
Setelah diterima, rangsangan / data diseleksi. Dua kumpulan faktor
menentukan seleksi rangsangan itu yaitu faktor intern dan eksternal.
- Faktor-faktor intern yang mempengaruhi seleksi persepsi
- Kebutuhan psikologis
- Latar belakang
- Pengalaman
- Sikap dan kepercayaan umum
- Penerimaan diri
- Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi seleksi persepsi
- Intensitas
- Ukuran
- Kontras
- Gerakan
- Ulangan
- Keakraban
- Sesuatu yang baru
Sementara itu, Devito menyebutkan enam proses yang mempengaruhi
persepsi yaitu teori kepribadian implisit, ramalan yang dipenuhi
sendiri, aksentuasi perseptual, primasi – resensi, konsistensi dan
stereotip
- Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu
bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan,
yakni:
- Pengelompokan
Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan rangsangan antara
lain:
- Kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip dijadikan satu kelompok
- Kedekatan, hal-hal yang dekat antara satu dengan yang lain juga dikelompokkan menjadi satu
- Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap
- Bentuk timbul dan latar
Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk
memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul
menonjol, sedangkan rangkaian / gejala lainnya berada di latar
belakang.
- Kematangan persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi dan
perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya.
- Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu
menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah
terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan.
- Proses pengecekan
Setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa
tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Data
itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orang-orang lain mengenai
persepsi mereka.
- Proses reaksi
Tahap terakhir dari proses perseptual ialah bertindak sehubungan
dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika
seseorang berbuat suatu sehubungan dengan persepsinya.
- Perkembangan Perseptual
Peneliti mengenai perkembangan persepsi mempelajari sampai tingkat
mana kapasitas pesepsi si diturunkan dan sampai tingkat mana
dipelajari oleh pengelaman. Menurut Atkinson untuk menentukan
kapasitas turunan, para penelitia mempelajari kapasitas diskriminasi
bayi dengan menggunakan metode melihat preferensial dan visual-evoked
potential. Ketajaman penglihatan, yang penting untuk pengenalan,
meningkat secara cepat selama 6 bulan pertama kehidupan dan kemudian
meningkat lebih lambat sampai mencapai tingkat dewasa antara usia 1-5
tahun. Persepsi kedalaman mulai tampak pada sekitar usia 3 bulan,
tetapi tidak sepenuhnya terbentuk sampai sekitar usia 6 bulan.
Kokonstanan mulai berkembang pada usia 6 bulan, tetapi tidak
sepenuhnya berkembang selama bertahun-tahun.
- Fungsi dan Sifat-sifat Dunia Persepsi
- Fungsi Persepsi
Penelitian tentang persepsi mencakup dua fungsi utama sistem persepsi
yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan pengenalan
menentukan jenis objek tersebut. Menurut atkinson dkk, untuk
melokalisasi objek, kita terlebih dahulu harus menyegregasikan objek
kemudian mengorganisasikan objek menjadi kelompok.
- Sifat-sifat Dunia Persepsi
- Sifat-sifat umum dunia persepsi
- Dunai persepsi mempunyai sifat ruang
- Dunai persepsi mempunyai dimensi waktu
- Dunai persepsi itu berstruktur menurut berbagai objek prsepsi
- Dunai persepsi adalah suatu dunia yang penuh dengan arti
- Sifat-sifat yang khusus bagi masing-msing indra tersendiri.
Di antara sifat-sifat terdapat berbagai kelompok yang khusus bagi
indra-indra, merah dan kuning termasuk kelompok yang berlainan dengan
asam dan asin, suatu keseluruhan sifat sensoris yang khas bagi suatu
indra tertentu kita sebut modalitas. Warna adalah suatu modalitas
yang khusus bagi mata, bunyi bagi telinga.
- Persepsi dan Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan
informasi. Sensasi, atau dalam bahasa Inggrisnya sensation,
berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi
dengan indra atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan
sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh
indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya
sebatang coklat. Benyamin B Wolman menyebut sensasi sebagai
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan
dengan kegiatan alat indra.
Jadi proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain
disebutkan, sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra,
sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di
dalam otak, meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada
setiap individu, interpretasinya berbeda.
- Persepsi dan Kognisi
Persepsi, kognisi, penalaran dan perasaan sesungguhnya berlangsung
secara simultan, dan kebanyakan dari apa yang disebut pemikiran,
impian, bayangan, berkhayal, belajar dan semacamnya merupakan
kombinasi unsur-unsur persepsi, kognisi, penalaran dan perasan
tersebut.
Secara singkat, persepsi (perception) dapat didefinisikan
sebagai cara manusia menangkap rangsangan. Kognisi (cognition)
adalah cara manusia memberi arti pada rangsangan. Penalaran (reason)
adalah proses sewaktu rangsangan dihubungkan dengan rangsangan pada
tingkat pembentukan kegiatna psikolotis. Perasaan (feeling)
adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh rangsangan, baik
sendiri maupun bersama-sama dengan rangsangan lain pada tingkat
kognisi atau konseptual.
- Dunia Persepsi Sebagai Dunia Bentuk
Robert Fontz adalah pelopor dalam bidang ini dengan satu peneuan yang
ia beri nama “alat preferensi visual”. Ia memberi alasan bahwa
kita pada bayi diperlihatkan dua pola secara bersamaan dan si bayi
lebih menyukai pola yang satu dibandingkan dengan yang lain, ia
seharusnya dapat membedakan pola tersebut. Ia merancang sebuah dipan
untuk bayi, yang disebut “bilik pandangan”. Di atas dipan itu
bisa diperlihatkan dua pola kartu berbeda, ia menghitung berapa lama
tiap bayi memandang tiap-tiap pola.
Dalam persepsi, kita menangkap objek-objek. Obejk-objek ini kurang
lebih berdiri sendiri mengandung struktur di dalamnya dan mempunyai
batas-batas di luarnya. Dengan kata lain, objek-objek itu mempunyai
bentuk. Bentuk inilah yang terutama memungkinkan kita untuk mengenal
dan mengingat kembali objek-objek tersebut yang memungkinkan kita
mengorientasikan diri dan sebagainya.
DIRI, KONSEP DIRI DAN
PENYESUAIAN DIRI
- Diri (Self)
William James, menanamkan diri cermin itu sebagai “diri publik”
(public self atau me) yang dibedakannya dari “diri pribadi
atau “aku” (private self atau I). Jadi, menurut James ada
dua jenis diri yaitu “diri” dan “aku”. Diri adalah aku
sebagaimana dipersepsikan oleh orang lain atau diri sebagai objek
(objective self), sedangkan aku adalah inti dari diri aktif,
mengamati, berfikir dan berkehendak (subjective self).
Akan tetapi, teori James yang menggunakan dua diri ini, menurut
Sarwono, sulit dikembangkan lebih lanjut karena baik dalam praktek
maupun dalam penelitian-penelitian, sulit dibedakan antara dua diri
itu. Oleh karena itu dalam pandangan Sarwono, teori-teori yang timbul
kemudian menggunakan salah satu dari konsep itu saja, yaitu self
(diri) atau ego (aku) atau menggabungkan kedua konsep itu dalam
satu konsep yang lebih menyeluruh yaitu kepribadian.
Dalam pandangan para ahli psikologi, ego selain lebih luas dari self,
juga lebih bersifat hakikat, lebih inti dari pada pribadi manusia,
sedangkan self adalah lebih sebagai perwujudan fungsional daripada
ego.
- Konsep Diri (Self Concept)
- Diri sebagai bangunan konsep
Dalam kaitan ini, kita dapat melihat sekurangnya lima aspek dari
diri, yakni:
- Fisik diri, tubuh dan semua aktivitas biologis berlangsung di dalamnya. Walaupun banyak orang mengidentifikasikan diri mereka lebih pada akal pikiran daripada tentang tubuh mereka sendiri.
- Didi-sebagai-proses. Suatu aliran akal pikiran emosi dan perilaku kita yang konstan. Apabila kita mendapat suatu masalah, memberikan respons secara emosional, membuat suatu rencana untuk memecahkannya dan kemudian melakukan tindakan, semua peristiwa tersebut adalah bagian dari diri-sebagai-proses.
- Diri-sosial, terdiri atas akal pikiran dan perilaku yang kita ambil sebagai respons secara umum terhadap orang lain dan masyarakat. Dalam masyarakat kita memainkan peran tertentu dan kita mengidentifikasi diri dengan peran tersebut secara kuat.
- Konsep-diri adalah apa yang terlintas dalam pikiran saat anda berpikir tentnag “saya”, masing-masing kita melukis sebuah gambaran mental tentang diri sendiri, dan meskipun gambaran ini mungkin sangat tidak realistis, hal tersebut tetap milik kita dan berpengaruh besar pada pemikiran dan perilaku kita.
- Cita-diri, apa yang anda inginkan. Cita diri merupakan faktor yang paling penting dari perilaku anda. Lebih jauh lagi, cita-diri anda akan menentukan konsep-diri anda, dengan mengukur prestasi anda yang sebenarnya dibandingkan dengan cita-diri yang membentuk konsep-diri anda.
- Hakikat konsep diri
Menurut Jalaluddin Rakhmat, walupun konsep diri merupakan tema utama
psikologi humanistik yang muncul belakangan ini. Pembicaraan tentang
konsep diri dapat dilacak sampai William James. James membedakan
antara “The I” diri yang sadar dan aktif, menurut James ada dua
jenis diri yaitu “diri” dan “aku”. Diri adalah aku
sebagaimana yang dipersepsikan oleh orang lain atau diri sebagai
objek (objective self), sedangkan aku adalah inti dari diri
aktif, mengamati, berpikir dan berkehendak (subjective self).
Lalu, apakah konsep diri itu? Siapakah saya? Apakah saya? Jawaban
dari pertanyaan tersebut akan mengandung konsep diri yang terdiri
atas:
- Citra-diri (self-image). Bagian ini merupakan deskripsi sederhana, misalnya saya seorang pelajar, saya seorang kakak dan sebagainya
- Penghargaan-diri (self esteem). Bagian ini meliputi suatu penilaian, suatu perkiraan, mengenai kepantasan-diri (self worth), misal saya peramah, saya pintar dan sebagainya.
Jadi konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri yang
meliputi aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis, yang
didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain.
- Bagaimana kosep diri terbentuk?
Konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai tahapan yang paling
dasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas
dasar pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan
rumahnya sendiri. Konsep diri yang baru dan berbeda dari apa yang
sudah terbentuk dalam lingkungan rumahnya. Ini menghasilkan konsep
diri sekunder.
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan
orang-orang di sekitarnya. Apa yang dipersepsi individu lain mengenai
diri individu, tidak terlepas dari struktur, peran dan status sosial
yang disandang seorang individu. Struktur peran dan status sosial
merupakan gejala yang dihasilkan dari adanya interaksi antara
individu satu dan individu lain, individu dan kelompok atau antara
kelompok dan kelompok.
- Proses perkembangan konsep diri
Pada dasarnya, pengembangan konsep diri merupakan proses yang relatif
pasif. Pada pokoknya anda berperilaku dengan cara tertentu dan
mengamati reaksi orang lain terhadap perilaku Anda. Hal ini tidak
perlu berupa proses pemikiran, bahkan sering kali terjadi melalui
berbagai kesempatan yang tersedia. Mead dan Cooley yakin bahwa konsep
diri merupakan sesuatu cerminan cara yang disajikan orang lain
sebagai tanggapan kepada kita. Kesan pribadi seseorang merupakan
cerminan cara yang dipikirkan orang tersebut mengenai reaksi orang
lain kepadanya selama masa kecilnya.
Ada 2 hal yang mendasari perkembangan konsep diri kita yaitu:
- Pengalaman kita secara situasional
Segenap pengalaman yang datang pada diri kita tidak seluruhnya
mempunyai pengaruh kuat pada diri kita. Jika pengalaman-pengalaman
itu merupakan sesuatu yang sesuai dan konsisten dengan nilai-nilai
dan konsep diri kita, secara rasional dapat kita terima. Sebaliknya,
jika pengalaman tersebut tidak konsisten dengan nilai-nilai dan
konsep diri kita, secara rasional tidak dapat kita terima.
- Interaksi kita dengan orang lain
Pandangan kita terhadap diri sediri adalah dasar dari konsep diri
kita dan untuk memperoleh pengertian mengenai diri kita tersebut
dapat dilakukan melalui interaksi dengan orang lain yang tentunya
disertai persepsi dan kesadaran kita tentang cara orang lain tersebut
melihat kita dan reaksi mereka terhadap kita.
- Faktor yang mempengaruhi konsep diri
Menurut William Brooks ada empat faktor yang mempengaruhi konsep
diri, yaitu:
- Self Apprasial – Viewing self asan objct
Istilah ini menunjukkan suatu pandangan, yang menjadikan diri sendiri
sebagai objek dalam komunikasi, atau dengan kata lain adalah kesan
kita terhadap diri kita sendiri
- Reaction and Response of others
Konsep diri dipengaruhi oleh reaksi serta respons orang lain terhadap
diri kita, misalnya saja dalam berbagai perbincangan masalah sosial
- Roles you play – role taking
Dalam hubungan pengaruh peran terhadap konsep diri, adanya aspek
peran yang kita mainkan sedikit banyak akan mempengaruhi konsep diri
kita.
- Reference groups
Yang dimaksud adalah kelompok yang kita menjadi anggota di dalamnya.
Jika kelompok ini kita anggap penting, dalam arti mereka dapat
menilai dan bereaksi pada kita, hal ini akan menjadi kekuatan untuk
menentukan konsep diri kita.
- Penyesuaian Diri
- Apakah penyesuaian diri itu?
Hidup manusia sejak lahir sampai mati tidak lain adalah penyesuaian
diri dan kelainan-kelainan kepribadian tidak lain adalah
kelainan-kelainan penyesuaian diri. Karena itu tidaklah heran bila
dikemukakan istilah maladjustment, artinya tidak ada
penyesuaian. Menurut Musthofa Fahmi, penyesuaian adalah suatu proses
dinamika terus menerus yang bertujuan untuk mengubah kelakuan guna
mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan.
- Bentuk-bentuk penyesuaian diri
- Yang adaptive
Sering disebut dengan istilah adaptasi. Bentuk ini lebih bersifat
badani. Artinya perubahan-perubahan dalam proses badani untuk
menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan.
- Yang adjustive
Bentuk ini bersangkutan dengan kehidupan psikis kita, karena
tersangkutnya kehidupan psikis dalam penyesuaian yang adjustive ini,
dengan sendirinya penyesuaian ini berhubungan dengan tingkah laku.
- Reaksi-reaksi penyesuaian diri
- Rasionalisasi (rationalization)
Ini terjadi bila seorang individu berupaya memberi penjelasan yang
menyenangkan (rasional) penjelasan untuk perilaku yang khusus dan
sering tidak diinginkan.
- Kompensasi (compensation)
Kita merujuk pada konsep konpensasi ketika membicarakan suatu situasi
saat orang-orang dengan perasaan ketidakcukupan berusaha sendiri
dengan upaya tambahguna mengatasi perasaan-perasaan tidak aman.
- Negativisme (negativism)
Adalah suatu reaksi yang dinyatakan sebagai perlawanan bawah sadar
pada orang-orang / objek-objek lain
- Kepasrahan (resignation)
Kepasrahan adalah istilah psikologi yang umumnya merujuk pada suatu
tipe kekecewaan mendalam yang sangat kuat, yang adakalanya dialami
oleh individu-individu.
- Pelarian (flight)
Reaksi ini boleh jadi dikacaukan dengan kepasrahan. Namun, pelarian
mencakup sesuatu yang lebih jauh, yakni melarikan diri dari situasi
khusus yang menyebabkan kekecewaan atau kegelisahan.
- Represi (represion)
Jika tanpa diketahui seseorang mengeluarkan pengalaman atau perasaan
tertentu dari kesadarannya
- Kebodohan-semu (pseudostupidity)
- Pemikiran obsesif (obsessive thinking)
Merujuk pada perilaku seseorang yang memperbesar semua ukuran
realistik dari masalah / situasi yang dialami
- Pengalihan (displacement)
Proses psikologis dari perasaan-perasaan terpendam yang kemudian
dialihkan ke arah objek-objek lain daripada ke arah sumber pokok
kekecewaan
- Perubahan (conversion)
REFERENSI BUKU
Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson, Ernest R. Hilgard,
Pengantar Psikologi I, Jakarta: Erlangga, 1983.
Drs. Alex Sobur, M.Si, Psikologi Umum, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2003.