Pembahasan
Pada
bab ini akan menguraikan bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya,
menyimpannya, dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi yang
disini kita sebut dengan komunikasi intrapersonal yang meliputi sensasi, persepsi,
memori, dan berfikir.
- Proses Komuikasi
Proses Komuniksai terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer
dan secara sekunder.[1]
a.
Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan orang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol)
sebagai media. Lambing sebagai media primer dalam proses kimunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langgsung
mampu “memerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahwa bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas karena
hany bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.[2]
b.
Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.[3]
Seorang komunikator
menggunakan menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena
komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, Telephon, telaeks, surat kabar, televise, film, radio, dan banyk
lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
2.
Sensasi
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi ialah sensasi. Sensasi
berasal dari kata “sense”, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. “bila alat-alat indera mengubah informasi
menjadi impuls-impuls saraf-dengan bahasa yang difahami oleh (computer)
otak-maka terjadilah proses sensasi,”kata Dennis Coon (1977:79). “Sensasi
adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera,” menurut Bunyamin B. Wolman (1973:343). [4]
Dalam hal ini, fungsi alat indera
sangat penting dalam menerima informasi. Melalui alat indera, manusia dapat
memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat inderalah
manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan
dunianya.
John locke, seorang filusuf mengatakan bahwa “There’s nothing in the mind except what was first in the sense”. Dan
sama halnya dengan Berkeley, bahwa andaikan kita tidak mempunyai alat indera, dunia
ini tidak akan ada.
Apa saja yang menyentuh alat indera dari dalam atau luar disebut
stimuli. Saat ini anda sedang membaca tulisan saya (stimuli eksternal), padahal
pikiran anda sedang diganggu oleh perjanjian hutang yang habis waktu hari ini
(stimuli internal). Anda serentak menerima dua macam stimuli. Alat penerima
anda segera mengubah stimuli ini menjadi energy saraf untuk disampaikan ke otak
melalui proses transduksi. Agar dapat diterima pada alat indera anda, stimuli
harus cukup kuat. Batas minimal intensitas stimuli disebut ambang mutlak. Mata,
misalnya hanya dapat menangkap stimuli
yang panjang gelombang cahaya antara 380 sampai 780 nanometer. Manusia akan
sanggup menerima temperatur 10-45 derajat celcius. Dibawah 10 derajat celcius,
ia akan menggigil dengan perasaan dingin mencekam.[5]
Fungsi
persuasif media masa tidak kalah dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak
tulisan yang jika di perhatikan yang di perhatikan lebih jeli tryata terdapat
fungsi persuasive. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel dan surat pembaca
merupakan contoh tulisan pesuasif.
Aktifitas Public
Relations (PR) dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga
merupakan bentuk dari komunisi persuasi. Bahkan, seatu kegiatan aktifitas PR
dan promosi khusus melalui media massa, semua itu tidak lepas dari usaha untuk
mencari perhatian dan menarik perhatian orang lain, seperti iklan sampho yang
menyataka bahwa boleh keramas setiap hari. Tujuan ini jelas bahwa yaitu
mempengaruhi penonton untuk mengikuti apa yang dikatakan pada iklan tersebut.
Lebih khusus lagi adalah agar penonton membeli produk tersebut dan tidak
memakai produk yang lain.
Banyk hal yang
dibaca, didengar, dan dilihat khalayak peuh dengan kepentingan persuasi ini.
Kampanye politik yang secara periodik menyita perhatian kita dimedia massa,
hamper semua persuasif. Berita-berita yang berasal dari pemerintah yang
bertujuan untuk mempengaruhi. Apa yang dilihat, didingar dan dibaca khalayak di
media didesain untuk mempengaruhinya. Ratusan filem dibuat di Amerika setiap
tahun berhubungan dengan informasi dsn khususnya persuasive.
Bagi Yosep A. devito (1997) fungsi
persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa.
Persuasi bisa datang dari berbagai bentuk:[6]
1.
Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai
seseorang.
2.
Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
3.
Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
4.
Memperkenalkan etika, atau menawarkan suatu system nilai tertentu.
3. Persepsi
Persepsi merupakan pengalaman obyek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi juga memberikan makna pada stimuli inderawi. Hubungan sensasi
dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun
begitu menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi
tetapi juga atensi, espektasi, motivasi, dan memori (Desiderato, 1976:129).[7]
Seperti contoh, bila dosen anda
mengucapkan “Bagus”, tetapi anda mendengar agus, anda keliru sensasi. Tetapi
bila saya mengucapkan, “anda cerdas sekali” lalu anda menerima pujian saya
dengan berang, karena anda kira saya mempermainkan anda, anda salah mempersepsi
pesan saya.
4.
Perhatian (Attention)
Perhatian merupakna proses mental ketika stimuli atau rangkaian
stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.
Demikian definisi yang diberikan oleh Kenneth E. Andersen (1972:46), dalam buku
yang ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi. Perhatian terjadi bila
kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan
mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera lain. Apa yang kita
perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor
situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat
eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan
karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas
stimuli, kebaruan, dan perulangan.[8]
a.
Gerakan.
Seperti
organisme lain, manusia secara visual tertarik pada obyek-obyek yang bergerak.
Kita senang melihat huruf-huruf dalam display yang bergerak menampilkan nama
barang yang diiklankan. Pada tempat yang dipenuhi benda-benda mati, kita akan
tertarik hanya kepada tikus kecil yang bergerak.
b.
Intensitas stimuli.
Kita
akan memperhatikan stimuli yang lebih mneonjol dari stimuli yang lain. Warna
merah pada latar belakang putih, tubuh jangkung ditengah-tengah orang pendek.
c.
Kebaruan.
Hal-hal
yang baru, yang luar biasa, yang berbeda akan menarik perhatian. Beberapa
eksperimen juga membuktikan stimuli yang luar biasa lebih mudah dipelajari dan
diingat. Seperti pemasangan iklan sering memanipulasi unsur kebaruan ini dengan
menonjolkan yang luar biasa dari barang atau jasa yang ditawarkannya. Media
massa tidak hentinya menyajikan ptogram-program baru. Tanpa hal-hal yang baru,
stimuli menjadi monoton, membosankan, dan lepas dari perhatian.
5.
Memori
Dalam komunikasi interpersonal, memori memegang peranan penting
dalam mempengaruhi baik persepsi maupun berfikir.
Memori merupakan sistem yang sangat berstruktur, yang meyebabkan
organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya
untuk membimbing perilakunya. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Schlessiger
dan Groves (1976:352). Setiap stimuli mengenai indera kita, setiap saat pula
stimuli itu direkam secara sadar maupun tidak sadar.
Secara singkat, memori melewati tiga
proses yaitu perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding)
adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal.
Penyimpanan (storage), adalah mementukan berapa lama informasi itu berada
beserta kita, dalam bentuk apa, dan dimana. Pemanggilan (retrieval) dalam
bahasa sehari-hari mengingat lagi adalah menggunakan informasi yang disimpan
(Mussen dan Rosenzweig, 1973:499).[9]
1.
Jenis-Jenis Memori
Kita
tidak menyadari pekerjaan memori pada dua tahap yang pertama. Kita tidak haya
mengetahui memori pada tahap ketiga: pemanggilan kembali. Pemanggilan diketahui
dengan empat cara:
1.
Pengingatan
Pengingatan
adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara
ferbatim (kata demi kata) tanpa petunjuk yang jelas.
2.
Pengenalan
3.
Belajar lagi
Menguasai
kembali semua pelajaran yang sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan
memory.
4.
Redintegrasi
Mengkonstruksi
masa lalu dari satu petunjuk memory kecil.
6.
Berfikir
Proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli
adalah berfikir. Dalam berfikir kita melibatkan semua proses yang kta sebut
dimuka: sensasi, persepsi, dan memori.
Secara garis besar, ada dua macam berfikir yakni berfikir austistik
dan berfikir realistic. Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun.
Fantasi, menghayal, wishful thinking, dalah contoh-contohnya. Dengan berfikir
austistik, orang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagi
gambar-gambar fantastis. Berfikir realistik disebut juga nalar (reasoning),
ialah berfikir dalam rangka menyesuaikan
diri dengan dunia nyata. Flyod L Ruch menyebut tiga macam berfikir realistik
yakni deduktif, induktif, dan evaluatif.
Berfikir deduktif ialah mengambil
kesimpulan dari dua pernyataan; yang pertama merupakan pernyataan umum. Berfikir
induktif yakni kebalikan dari berfikir deduktif yaitu mengambil kesimpulan dari
dua pernyataan; yang pertama merupakan pernyataan khusus. Berfikir evaluatif
ialah berfikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu
gagasan.[10]
Dalam berfikir evaluative, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita
menilainya menurut kriteria tertentu. Menurut perkembangan mutakhir psikologi
kognitif, manusia lebih sering berfikir tidak logis daripada berfikir logis
seperti berfikir deduktif.
KESIMPULAN
Jadi dalam Proses Komuniksai terbagi menjadi dua tahap, yakni
secara primer dan secara sekunder yang dimana terdapat Sensasi yaitu
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi yang kemudian
dilanjutkan dengan Persepsi yang merupakan pengalaman obyek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Perhatian menurut Kenneth E. Andersen merupakna proses
mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran
pada saat stimuli lainnya melemah, dan Memory serta Berfikir
Daftar Pustaka
Rakhmat, Jalaludin Pesikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosadakarya Offset, 2011).
Rakhmat Jalaludin, Pesikologi Komunikasi Edisi Revisi,
(Bandung: Remaja Rosadakarya Offset, 1998). Nurudin, Pengantar Komunikasi
Massa, (Jakarta: raja grafindo persada, 2007) hal.72
Onang, Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1997)
Mulyana, Deddy, Komunikasi Ecektif,
(Bandung: Remaja Rosadakarya Offset, 2008).
[1] Onang Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997) hal. 11
[2] Ibid
[3] Onang Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997) hal. 11
[4] Jalaludin Rakhmat, Pesikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosadakarya Offset, 1998). Hal 49
[5] Jalaludin Rakhmat, Pesikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosadakarya Offset, 1998).
[6] Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: raja grafindo
persada, 2007) hal.72
[7] Jalaludin Rakhmat, Pesikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosadakarya Offset, 1998). Hal 51
[8] Jalaludin Rakhmat, Pesikologi Komunikasi Edisi Revisi, (Bandung:
Remaja Rosadakarya Offset, 1998). Hal 52
[9] Jalaludin Rakhmat, Pesikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosadakarya Offset, 1998). Hal 62
[10] Jalaludin Rakhmat, Pesikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosadakarya Offset, 1998). Hal 67