Problem Keluarga Sebuah Sasaran/Garapan Bimbingan Konseling

Written By IMM Tarbiyah on Jumat, 16 September 2011 | 17.59


  1. Pendahuluan
Dalam setiap masyarakat manusia, pasti akan dijumpai keluarga batih. Keluarga batih tersebut merupakan kelompok sosial kecil yang terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga batih tersebut lazimnya juga disebut rumah tangga, yang merupaan unti terkecil dalam masyarakat sebagai wadah dan proses pergaulan hidup.
Di dalam berkeluarga tentunya akan banyak sekali gejolak atau pertikaian-pertikaian yang timbul dari molai masalah kecil hingga masalah yang cukup rumit, seperti himpitan ekonomi, problem anak dan sebagainya. Dari permasalahan itu akan dibutuhkan seorang konselor keluarga unutk membantunya menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam keluarga tersebut. Pada makalah ini akan sedikit dibahas tentang problem keluarga sebagai garapan bimbingan konseling.


  1. Pembahasan
  1. Pengertian Keluarga, Bimbingan dan Konseling
Keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak , baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.( Sayekti, tanpa tahun, : 11). Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Sedangkan bimbingan menurut Miller (I. Djumhur dan Moh. Surya, 1975) mengartikan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat. Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik.. Bantuan dimaksud adalah bantuan yang bersifat psikologis. Sedangkan Frank Parson (Prayitno, 1999:93) mendifinisikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan. Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungan dan keluarga serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan masyarakat.
Setelah kita mengetahui apa itu keluarga dan apa itu bimbingan maka kita juga harus tau tentang konseling. Jones pada tahun 1951, mengartikan konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia dapat bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Division of Conseling Psykology,  Konseling merupakan suatu proses untuk  membantu individual mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu.
Ada banyak orang yang mengartikan tentang keluarga, bimbingan dan konseling secara beragam, tapi hal itu tidak jadi masalah bagi kita, karena pada dasarnya hal itu adalah sama.

  1. Fungsi Keluarga
Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
  1. Fungsi Biologis, persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
  2. Fungsi Pemeliharaan, keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan.
  3. Fungsi Ekonomi, keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu: kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya, kebutuhan tempat tinggal, berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
  4. Fungsi Keagamaan, keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Fungsi Sosial, dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.



  1. Urgensi Bimbingan dan Konseling Keluarga Di Era Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang melanda dunia termasuk Indonesia pada tahun 1997 berimplikasi luas dalam kehidupan masyarakat dan keluarga ; implikasi yang paling dirasakan banyak keluarga adalah menurunnya keharmonisan keluarga yang disebabkan karena kebutuhan primer suatu keluarga tidak dapat terpenuhi secara normal atau seperti biasanya sebelum krisis yang disebabkan naiknya biaya hidup, sementara pendapatan keluarga relatif statis atau tetap, bahkan bisa terjadi menurun. Kondisi ini menyebabkan banyaknya orang stress atau frustasi utamanya seorang Bapak atau ibu hal ini akan berpengaruh pada terganggunya harmonisme keluarga yang sebelumnya telah dimiliki. Atas dasar uraian tersebut maka urgensi bimbingan dan konseling keluarga menjadi sangat urgen.
  1. Kebutuhan Manusia
Terpenuhinya Kebutuhan dasar manusia ( basic need) adalah tunggak awal tercapai kebahagian hidup seseorang atau keluarga ; kebutuhan hidup manusia menurut Moslow adalah : kebutuhan Estetik, kebutuhan pengetahuan, kebutuhan harga diri, kebutuhan pengahrgaan, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan rasa aman dan keselamatan, fisiologi.
Ketujuh kebutuhan secara urut merupakan hirarkhi dimana kebutuhan yang tertinggi bagi manusia adalah estetika begitu seterusnya dan kebutuhan yang paling rendah adalah fisiologi yang meliputi kebutuhan primer seperti makan, sandang dan papan. Maka dengan itulah juga Maslow menamakan kebutuhan peringkat terbawah sebagai keperluan kekurangan dan peringkat paling tinggi sebagai keperluan perkembangan. Sementara itu menurut Zakiyah Darajat ( Dr. Sayekti: hal 49) bahwa anak mempunyai dua kebutuhan , yaitu:
  1. Kebutuhan Primer meliputi, makan minum, dan pakaian
  2. Kebutuhan jiwa meliputi : kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa kebebasan, kebutuhan akan rasa sukses, kebutuhan akan rasa mengenal.
Lebih lanjut Dr. Sayekti menekankan bahwa kebutuhan primer tidak boleh tidak harus dipenuhi/ dicukupi oleh setiap individu karena merupakan kebutuhana vital yang tidak dapat diabaikan.
Kebutuhan primer dan kebutuhan jiwa atau sosial psikologis merupakan unsur pokok demi tercapainya keluarga bahagia.
  1. Keluarga Bahagia
Keluarga merupakan lembaga sosial yang terkecil , yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dalam susunan yang demikian maka keluarga mempunyai fungsi: pengaturan seksual, reproduksi, rerlindungan dan pemeliharaan, pendidikan, sosialisasi, afeksi dan rekreasi, ekonomi, status sosial. Apabila delapan fungsi tersebut dapat difungsikan secara baik atau dapat dijalankan dengan normal maka kebahagian suatu keluarga akan tercapai. Namun tidak selalu fungsi keluarga itu berjalan secara menyeluruh, banyak realitas terjadi dalam keluarga mengalami disfungsi sehingga suatu keluarga itu mengalami masalah .
Sebagaimana terurai di atas, bahwa disfungsi keluarga seringkali terjadi, hal ini disebabkan oleh kebutuhan primer dan atau kebutuhan sosial psykologis tidak terpenuhi, atau dengan kata lain hubungan antara kebutuhan keluarga dengan fungsi keluarga mempunyai hubungan fungsional linier, yaitu apabila kebutuhan hidup keluarga terpenuhi maka fungsi keluarga akan berjalan dengan baik, sebaliknya apabila kebutuhan keluarga tidak terpenuhi maka fungsi keluarga akan terganggu. Terganggunya fungsi keluarga yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan hidup primer anggota keluarga maka fungsi keluarga terganggu (menjadi keluarga bermasalah) dan akan pula berimplikasi kebutuhan sosial psykologis serta merta akan terganggu apabila tingkat motivasi anggota keluarga itu rendah. Rentannya kejiwaan seseorang akan berakibat terjadinya retaknya hubungan kekeluargaan, diantaranya terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga antara anak dengan anak, anak dengan orang tua, suami dan istri, bahkan bisa terjadi akhirnya muncul juga kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap istri maupun terhadap anak.
Di era krisis ekonomi yang melanda dunia dan Indonesia sampai sekarang ini, berakibat banyaknya problem keluarga baik yang menyangkut fisik dan psikis ( kejiwaan) anggota keluarga, terutama pada para pelajar. Banyak pelajar saat ini kehilangan motivasi belajar, sehingga pada saat adanya kebijakan Ujian Nasional yang menentukan standar kelulusan banyak siswa panik bahkan sampai ketakutan karena takut tidak lulus, termasuk juga guru, kepala sekolah, kepala dinas pendidikan dan orang tua. Suasana hiruk- pikuk ini terasa sekali di lingkungan sekolah yang berupa aktivitas pembelajaran untuk mata pelajaran yang di UAN-kan, belajar tambahan, try out dan pemberian insentif bagi guru bidang studi yang di UAN-kan semua aktivitas itu baik, manakala dilakukan secara proporsional dan terukur sesuai dengan proporsi ketahanan psikologis dan fisik siswa dan guru yang bersangkutan. Justru akan menjadi problem mental bagi sebagian siswa yang kurang memiliki kekuatan mental yang baik.
Atas dasar realitas tersebut, maka bimbingan dan konseling keluarga terutama anak didik sebagai anggota keluarga menjadi sangat urgen untuk digalakkan guna memacu motivasinya, dan bagi orang tua perlu pula untuk ditumbuhkan motivasi yang tinggi sehingga memiliki etos kerja yang baik . Atas dasar maraknya kepanikan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup dan berakibat pada rendahnya motivasi belajar anak didik, maka sudah saatnya untuk membentuk lembaga bimbingan dan konseling keluarga, dan mendorong kesadaran sekolah untuk memfungsikan guru bimbingan pelajar secara proporsioanl sebagai upaya membantu mengatasi permasalahan anak didik akibat krisis ekonomi .
Adapun sasaran bimbingan dan konseling dari permasalahan ini yaitu :
  1. Bimbingan, kegiatan ini sasarannya adalah individu bapak/ibu, dan yang utama anak didik yang mengalami problem; kegiatannya berupa kegiatan preventive (pencegahan), preservative (pemeliharaan), corective (pembetulan), curative (pengobatan) dan devolopment (pengembangan).
  2. Konseling , kegiatan ini sasarannya adalah invidu bapak/ Ibu, terutama anak didik; kegiatan bersifat corective (pembetulan) dan curative (penyembuhan).

  1. Peran Keluarga di Dalam Lingkungan Sosial dan Hukum
Peran keluarga di dalam lingkungan sosial dan hukum, akan dilakukan dengan mempergunakan sosiologi dan ilmu hukum sebagai sarana pendekatan. Pendekatan secara sosiologis bertitik tolak pada pandangan bahwa manusia pribadi mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan sesamanya. Karena itu pendekatan ini bertitik tolah pada proses interaksi sosial.
Keluarga sebagai unit pergaulah hidup terkecil dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu, misalnya:
    1. Keluarga batih berperan sebagai pelindung bagi pribaadi-pribadi yang menjadi anggota
    2. Merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya.
    3. Menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.
    4. Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal.
Dari penyajian dari peranan tersebut, nyatalah betapa pentingnya keluarga batih tersebut terutam bagi perkembangan kepribadian seseorang.
Diluar kehidupan keluarga batih, terdapat suatu lingkungan yang disebut lingkungan sosiala. Secara sosiologis lingkungan sosal mencakup lingkungan yang sangat luas, dan di Indonesia peranan lingkungan sosial lebih besar, terutama pada lapisan menengah kebawah. Lingkungan pendidikan formal, yakni sekolah juga sangat mempengaruhi pola hidup anak-anak. Lingkungan pekerjaan membentuk sebagian kepribadian suami dan istri. Begitu juga lingkungan tetangga mempunayi pengaruh terhadap keluarga batih.
Pada kehidupan keluarga yang lebih menekankan pada segi spiritual, lingkingan hukum pada umumnya mengikuti perkembangan pola hidup dan mengesankan gejala yang terjadi. Perundang-undangan merupakan keputusan pengasa yang resmi, bersifat tertulis dan mengikat. Dan hukum adat merupakan hukum tidak tertulis yang timbul dari masyarakat.

  1. Penutup
Dari barbagia aspek yang telah dijelaskan diatas molai dari himpitan ekonomi/ krisis ekonomi, problem sosial, hukum dan sebagainya , kita dapat mengetahui betapa pentingnya layanan bimbingan yang ditunjukan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan problem tersebut. Hal itu akan mempengaruhi baik bagi keluarga batih yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak maupaun bagi kehidupan sosialnya, seperti di lingkungan sekolah bagi anaknya, lingkungan kerja ataupun tetangganya. Dengan demikian sebuah keluarga yang tidak bisa lepas dari permasalahan-permasalahan hidupnya sangat memerlukan seorang konselor dalam menyelesaikan problemnya, dan patutlah kalau problem keluarga menjadi salah satu sasaran bimbingan konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Keluarga : Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak, Penerbit: Rineka Cipta. (Kota dan tahun terbit tidak diketahui)
eko13.wordpress.com/.../bimbingan-konseling-keluarga/ - Tembolok - Mirip

Ditulis Oleh : IMM Tarbiyah ~IMM Komisariat Dakwah

IMM.Dakwah Anda sedang membaca artikel berjudul Problem Keluarga Sebuah Sasaran/Garapan Bimbingan Konseling.

Ditulis oleh IMM Komisariat Dakwah.

Silahkan manfaatkan dengan bijak.

Blog, Updated at: 17.59