HUBUNGAN DAKWAH DAN KONSELING

Written By IMM Tarbiyah on Rabu, 28 September 2011 | 08.25

LATAR BELAKANG

    Islam adalah agama dakwah, agama menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang belum memercayainya untuk percaya, menumbuhkan pengertian dan kesadaran agar umat islam mampu menjalani hidup sesuai dengan perintah dianggap sebagai tugas suci yang merupakan tugas setiap muslim. Dengan demikian, setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah.
    Dalam melaksanakan tugas dakwah, seorang Da’i dihadapkan pada kenyataan bahwa individu-individu yang akan didakwahi memiliki keberagaman dalam berbagai hal, seperti pikiran-pikiran (ide-ide), pengalaman, kepribadian, dll. Karena itulah untuk mengefektifkan usaha dakwah seorang Da’i dituntut untuk memahami Mad’u yang akan dihadapi.

PERMASALAHAN

Dengan latar belakang diatas disini terdapat beberapa permasalahan yang timbul antara lain:
1.    Apa sebenarnya tugas seorang Da’i?
2.    Bagaimana hubungan dan peran konseling dalam berdakwah?
PEMBAHASAN


A.    Dakwah
1.    Pengertian Dakwah
Dakwah secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam.
a.    ﺍﻠﻧﺪﺍﺀ : memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah surat Yunus: 25.
Artinya :
Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).
b.    Suatu usaha berupa perbuatan dan perkataan untuk menarik seseorang kepada suatu aliran/agama tertentu.
c.    Doa (permohonan) seperti dalam firman Allah (QS. Al-Baqarah : 186)
“Aku mengabulkan permohonan orang jika ia meminta kepada-Ku”
Secara terminologi, dakwah menyampaikan dan menerangkan apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW agar orang mengikuti ajarannya, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia.
Unsur-unsur Dakwah :
a.    Da’i (pelaku dakwah)
b.    Mad’u (pelaku dakwah)
c.    Maddah (materi dakwah)
d.    Media dakwah
e.    Efek dakwah

2.  Tujuan Dakwah :
Tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mengamalkan ajaran Islam, sehingga  menjadi orang baik.  Menjadikan orang baik itu berarti menyelamatkan orang itu dari kesesatan, dari kebodohan dan kemiskinan dan dari keterbelakangan.  Tujuan dakwah bukan memperbanyak pengikut, tetapi memperbanyak orang yang sadar akan kebenaran Islam, untuk membebaskan dari berbagai masalah akan kebenaran Islam, untuk membebaskan dari berbagai masalah yang membelenggunya.
Pentingnya dakwah bagi manusia  yaitu:
a.    Untuk memelihara dan mengembalikan martabat mausia
b.    Membina akhlak dan memupuk semangat kemanusiaan dan lain-lain.
3. Tugas seorang Da’i
        Sesungguhnya menyeru menuju jalan Allah SWT. Merupakan tugas Nabi SAW demikian juga para pengikutnya, sebagaimana telah dikelaskan dalam firman Allah. Yang artinya: katakanlah “inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf :108)
        Tujuan dakwah para Rosul dan juga pengikutnya, secara keseluran ialah mengeluarkan manusia dari gelapnya kejahilan menuju cahaya Allah SWT, dari kekufuran kepada keimanan, dari kesyirikan menuju tauhid dan dari kesempitan dunia menuju kemahaluasan akhirat. Ini merupakan tugas yang sangat mulia, tugas para Da’i, para penyeru menuju jalan Allah SWT, jalan menuju keimanan, ikhlas dalam beribadah kepadaNya, tunduk kepada hukum-hukumNya dan mrealisasikannya dalam kehidupan, dan juga seruan untuk berakhlak mulia,menunaikan hak-hak sesama dan berbuat adil. Dengan semua ini, akan terwujudlah rasa kasih saying, persaudaraan diantara orang-orang yang beriman, memunculkan rasa aman secara sempurna, terbentuk aturan yang tertib dan rapi dibawah naungan undang-undang Ilahi, dan tersingkirkanlah aturan-aturan jahiliyah, keyakinan-keyakinan batil dan juga akhlak yang tercela dari kehidupan kaum Muslimin.
B.    Hubungan dan Peran Konseling dalam Berdakwah

                  Dalam melaksanakan tugas dakwah, seorang Da’i dihadapkan pada kenyataan bahwa individu-individu yang akan didakwahi memiliki keragaman dalam berbagai hal. Keragaman tersebut akan memberikan corak yang berbeda pula dalam menerima dakwah  (materi dakwah) yang menyikapinya, karena itulah untuk mengefektifkan usaha dakwah seorang Da’i dituntut untuk memahami Mad’u yang akan dihadapi. Dengan kata lain seorang Da’i dituntut menguasai tentang kejiwaan manusia sebagai individu maupun anggota kelompok.
Sesungguhnya esensi dakwah terletak pada usaha pencegahan dari penyakit-penyakit masyarakat yang bersifat  psikis dengan cara mengajak, memotivasi, merangsang serta membimbing individu agar sehat dan sejahtera jiwa dan raganya, sehingga mereka dapat menerima ajaran agama dengan penuh  kesadaran dan dapat menjalankan ajaran agama sesuai dengan tuntutan syariat agama.
Konseling adalah suatu proses menolong tetapi bukan merupakan memberi nasihat saja.  Dalam proses menolong, konselor perlu membina, membimbing klien supaya lebih memahami mengenai dirinya, kebolehannya, kemampuannya, dan keupayaannya.
Dengan ini ia akan dibimbing supaya dapat membuat rancangan untuk masa depan.  Segala keputusan dan pilihan klien itu bukanlah datang dari konselor tetapi dari klien itu sendiri.  Peran konselor hanya untuk membimbing klien dalam proses membuat keputusan dan pilihan.
C.     Peranan Konseling  dalam Dakwah
Konseling adalah usaha membantu klien dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan yang dihadapinya.
Dalam konseling, konselor  bertugas mempelajari, membahas tentang gejala-gejala  hidup kejiwaan, baik dari da’i maupun mad’u  yang terlibat dalam pross dakwah sehingga membantu dai mencari metodologi baru yang efektif dalam berdakwah yang didasarkan atas kebutuhan hidup manusia.  Dengan memperhatikan psikologis mad’u  beserta kebutuhan hidupnya, maka pesan dakwah yang disampaikan  juru dakwah akan dapat diterima  dengan mudah dan akan diamalkan oleh mad’u karena hal tersebut menyentuh dan memuaskan kehidupan rohaninya.
Menyerukan kebenaran dan mencegah kemungkaran adalah tugas hidup manusia.  Intinya muslim berkewajiban  berdakwah sebagaimana dalam firman Allah QS. Ali Imran  : 110.
Artinya :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Kegiatan dakwah merupakan kegiatan penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, maka diperlukan pengetahuan tentang pokok-pokok landasan mengenai dakwah, yaitu:
1.    Dakwah harus dilakukan dengan hikmah
2.    Harus bersabar dan optimis
Sabar akan segala kesulitan dan optimis bahwa Allah SWT akan memberikan jalan bagi mereka dan akan mendampingi mereka dalam berbuat kebaikan.

D.    Penyampaian Pesan dalam Dakwah
Sebelum memberikan pesan seharusnya seorang dai harus  mengenal mad’unya dulu agar meluluhkan hati sang mad’u sehingga mad’u dapat menerima pesan yang disampaikan da'i.   Prinsip  ini sebagai upaya agar mad’u dapat menerima pesan dan mengamalkannya dengan senang hati dan ikhlas.
Agar pesan dakwah dapat mudah diterima oleh mad’u maka perlu adanya komunikasi yang efektif. Tanda-tanda komunikasi yang efektif di antaranya yaitu:
1.    Mad’u menerima apa yang disampaikan oleh da'i
2.    Aktivitas dakwah mampu menimbulkan kesenangan pada mad’u dan mampu menimbulkan rasa puas.
3.    Mempengaruhi sikap mad’u
4.    Hubungan sosial yang baik, dakwah dapat menumbuhkan hubungan sosial yang baik.
5.    Melahirkan tindakan yang dikehendaki.

ANALISIS

Dari beberapa uraian diatas mulai dari pengertian sampai tujuan dakwah serta tugas seorang Da’i. Kemudian keterkaitan konseling dalam berdakwah, dapat kami analisa bahwa seoarang pelaku dakwah dalam hal ini seorang Da’i dalam melaksanakan tugasnya dilapangan pastilah menemukan banyak keragaman dalam berbagai hal. Seperti pikiran-pikiran (ide-ide), pengalaman, kepribadian dll, maka oleh karena itu, seorang Da’i mau tidak mau harus mempelajari sedikit banyak tentang konseling dan aplikasinya dalam kehidupan. Dengan demikian tujuan dakwah bisa tersampaikan tepat sasaran, dan juga bisa menghindarkan terjadinya prasangka Da’i terhadap Mad’u ataupun sebaliknya. Sehingga pesan dakwah yang disampaikan Da’i bisa diterima oleh Mad’u dengan hati terbuka dan ikhlas.

KESIMPULAN

    Setelah kami sampaikan panjang lebar tentang dakwah, tugas seorang Da’i sampai pada hubungan konseling dengan dakwah. Maka kami dapat sampaikan beberapa kesimpulan dari makalah ini yaitu antara lain:
1.    Tugas seorang Da’i sangat mulia karena tugas Da’i itu merupakan tugas Nabi saw yakni menyeru kepada jalan Allah.
2.     Untuk itu seorang Da’i perlu belajar lebih banyak ilmu agar tujuan dakwah bisa tersampaikan dengan baik.
3.    Salah satu ilmu yang harus di pelajari seorang Da’i ialah konseling, sebab seorang Da’i harus memahami keadaan Mad’unya supaya tidak salah paham dan tujuan dakwahpun akan sampai teoat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA


Abdul Manaf, Kamal, Konseling Islam, Kuala Lumpur: Percetakan Loh, 1995.
Ancok, Djamaludin dan Fuad Nasori Suroso, Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.
Dermawan, Andi,  Metodologi Ilmu Dakwah, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2002.
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, Jakarta: Rahmat Semesta, 2006.
Mubarok, Achmad,  Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.
Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Rahmat Semesta, 2006.
http.almanhaj.or.id

Ditulis Oleh : IMM Tarbiyah ~IMM Komisariat Dakwah

IMM.Dakwah Anda sedang membaca artikel berjudul HUBUNGAN DAKWAH DAN KONSELING.

Ditulis oleh IMM Komisariat Dakwah.

Silahkan manfaatkan dengan bijak.

Blog, Updated at: 08.25