KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA

Written By IMM Tarbiyah on Jumat, 16 September 2011 | 17.54


PEMBAHASAN
  1. Perbaikan penulisan huruf dan tanda baca pada
  1. Peningkatan kualitas pendidikan pada Madrasah baik mengenai kurikulum peningkatan profesionalisme guru, pemenuhan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana dan pemberdayaan pendidikan sedang dilaksanakan oleh Departemen Agama.
  2. Setiap peserta didik memiliki perbedaan minat (interest), kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman (experience), dan cara belajar (learning style).
  3. Rasulullah SAW. bersabda bahwa, “Setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah, peran orangtuanyalah yang akan menjadikan anak Yahudi, Nasrani dan Majusi.”
  4. Peserta didik harus bisa mengamalkan nilai-nilai agama dan hidup bersandar pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
  5. Dengan memperhatikan kemajuan yang dicapai MTs Negeri Purwokerto maka, pada 14 Maret 1998 Departemen Agama RI memberikan piagam yang ditandatangani Direktur Jendral Pembinaan Agama Islam, A. Malik Fajar M.A. MTs Negeri Purwokerto dikukuhkan menjadi MTs Negeri Model di Purwokerto.
  6. Nurkholis dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Berbasis Sekolah” (2002 145. 146) mengatakan, “Ada empat bidang hubungan kerjasama sekolah dengan orang tua.”

  1. Identifikasi kesalahan penggunaan diksi.
  1. Berdakwah melalui kesenian wayang kulit hampir sama dengan apa yang dimulai pada saat sekarang.
  2. Filem-filem yang diputar di bioskop-biskop yang ada Indonesia kebanyakan datang dari barat yang di dominasi oleh Yahudi dan Nasrani.
  3. Akibatnya, tidak sedikit yang terbawat dalam kemajuan zaman tanpa meperhatikan lagi ajaran agama Islam.
  4. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar.
  5. Tidak berlebihan memang, apabila pendidikan dan pengajaran adalah segala-galanya untuk saat ini.
  6. Diruangan inilah, ketiga guru memukul korbannya menggunakan tangan kosong.
  7. Aplikasi hukuman merupakan penggunaan cara nestapa yang dikenakan kepada orang yang melanggar.
  8. Sekolah tidak lepas dari peranan masyarakat dalam pendidikan, keluaran dari sekolah diharapkan menjadi barometer bagi maju mundurnya kehidupan.
  9. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertugas mendidik anak-anak yang nantinya akan langsung terjun ke dunia masyarakat.
  10. Orang tua siswa seharusnya menyediakan waktu untuk berkunjung ke sekolah.

  1. Klausa dan Kalimat
    1. Pengertian, perbedaan dan persamaan klausa dan kalimat
Pengertian kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran atau Informasi secara utuh (Abdul Wachid, dkk., 2010: 104), Sedangkan klausa adalah tataran dalam sintaksis yang berada diantara frasa dan kaliamat.
Perbedaan klausa dan kalimat adalah klausa tidak harus mempunyai keutuhan Informasi, sedangkan kalimat harus mempunyai keutuhan Informasi.
Persamaan antara klausa dan kalimat terdiri dari subjek dan predikat. Klausa bisa disebut kalimat apabila dalam ragam lisan terdiri dengan Intonasi, sedangkan dalam bahasa tulis diakhiri dengan tanda baca.
    1. Unsur-unsur yang membangun kalimat
        1. Subjek adalah unsur utama kalimat yang berfungsi untuk (1) membentuk kalimat tunggal atau majemuk; (2) memperjelas makna; (3) menjadi pokok pikiran.
        2. Predikat adalah F. Kerja yang merupakan jawaban pertanyaan apa, mengepa, dan bagaimana dari subjek (Abdul Wachid, dkk., 2010: 108 ).
        3. Objek adalah F. Benda yang terletak dibelakang predikat yang merupakan jawaban apa atau siapa dan tidak didahului dengan kata depan (Abdul Wachid, dkk., 2010: 110 ).
        4. Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek dan melengkapi struktur kalimat. (Abdul Wachid, dkk., 2010: 111).
        5. Keterangan merupakan kata yang menjelaskan bagaimana caranya, kapan, atau dimana suatu pekerjaan, tindakan suatu peristiwa dan sebagainya itu dilakukan atau terjadi (Akhmad Kardimin, 2004: 503).
    2. Jenis-jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa dan menurut inforamasi yang disampikan.
Berdasarkan pada jumlah klausa yang dimilikinya, kalimat dibedaka menjadi dua:
        1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu sehingga predikatnyapun satu. Oleh karena hanya mempunyai predikat satu, maka kalimat tunggal sering disebut juga dengan kalimat yang mempunyai satu klausa.
b) Kalimat Majemuk
Kalimat majemik adalah kalimat yang terdiri lebih dari satu proposisi sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan suatu kesatuan. Karena sifat itu, maka kalimat majemuk selalu berwujud dua klausa atau lebih. (Abdul Wachid, dkk., 2010: 119-120)
    1. Aspek-aspak yang diperhatikan dalam membuat kalimat efektif
        1. Keutuhan
Keutuhan ini berkaitan dengan (1) keutuhan kalimat yang mengandung satu gagasan atau satu ide pokok; (2) mempunyai keutuhan kesatuan gramatikal, yaitu aspek subjek, predikat, objek, dan sebagainya.
        1. Kesejahteraan
Kesejahteraan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten dalam kalimat karena kedudukan serta kesamaan struktur gramatikalnya.
        1. Kefokusan Pikiran
Kalimat efektif harus fokus pada pesan penting agar mudah untuk dipahami. Fokus pesan penting yang diwujudkan dengan kata inilah yang dalam kalimat perlu ditekankan.
        1. Kehematan
Unsur lain yang juga penting dalam penyusunan kalimat efektif adalah kehematan. Kehematan ini meliputi penggunaan kata, frase, dan bentuk kebahasaan lain.
        1. Kevariasian Struktur Kalimat
Sebagai karangan seharusnya menarik sehingga tidak membuat bosan pembacanya. Agar karangan menarik, maka struktur kalimat yang membangun karangan harus dibuat berfariasi. Variasi tersebut berupa kalimat yang dimulai dengan unsur subjek, predikat, objek, atau keterangan.


  1. Paragraf
  1. Pengertian dan batasan paragraf
Paragraf adalah himpunan dari kalimat-kalimat yang bertahan dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Batasan-batasan paragraf adalah kelengkapan, kesatuan pikiran, dan kepaduan.
  1. Jenis-jenis paragraf dalam suatu karangan
  1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka ini berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada persoalan yang akan diuraikan. Sebagai pengantar, paragraf pembuka harus ditulis dengan menarik sehingga pembaca akan tertarik untuk membaca keseluruhan suatu karangan. Dalam hal ini, paragraf pembuka bisa menjadi kunci keberhasilan kita dalam menulis suatu karangan. Kegagalan dalam menulis paragraf pembuka bisa berakibat pada tidak dibacanya karangan oleh pembaca. Oleh karena itu dalam paragraf pembuka hendaknya ditulis dengan menarik dan tidak terlalu panjang sehingga pembaca tidak bosan.
  1. Paragraf Isi
Paragraf isi merupakan substansi karangan. Oleh karena itu, paragraf isi selalu jumlahnya lebih banyak dari paragraf pembuka dan penutup. Dalam karangan, paragraf isi haruslah menggambarkan permasalahan secara komprehensif. Artinya, permasalahan dan pembahasan dibahas secara menyeluruh. Hakikatnya, paragraf isi adalah inti dari karangan, sehingga dalam menuliskannya juga diperlukan keterjalinan pikiran yang menyeluruh dalam setiap paragrafnya.
  1. Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan paragraf yang mengakhiri suatu karangan. Paragraf penutup ini biasanya berisi kesimpulan dan penegasan kembali atas hal-hal yang telah dibahas dalam paragraf isi. Tentunya, sebagai penyimpul dan penegas, paragraf penutup ini tidak panjang, mungkin hanya satu atau dua paragraf dalam suatu karangan. (Abdul Wachid, dkk., 2010: 147-148)
  1. Paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif dan naratif .
  1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif yaitu tipe paragraf yang letak pikiran utamanya dituangkan dalam kalimat diawal paragraf, sedang pikiran penjelasnya dituangkan dalam kalimat-kalimat sebelumnya. (Abdul Wachid, dkk., 2010: 157)
  1. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah tipe paragraf yang pikiran utamanya dituangkan dalam kalimat-kalimat diakhir paragraf. Sedangkan pikiran penjelasannya terletak pada awal kalimat. (Abdul Wachid, dkk., 2010: 158)
  1. Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf deduktif-infuktif adalah paragraf yang pikiran utamanya tertuang dalam kalimat awal dan akhir paragraf, sedangkan pikiran penjelasnya tertuang dalam kalimat-kalimat ditengah atau antaranya(Abdul Wachid, dkk., 2010: 159)
  1. Paragraf Naratif
Paragraf naratif yaitu karangan yang menyajikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian sehingga dapat memetik hikmah atau amanat dari cerita tersebut. (Suparni dan Muhamad Yunus, 2007: 431).
  1. Paragraf deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi
  1. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai apa yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisnya.
  1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakan karangan yang menyampaikan serangkaiankejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga dapat memetik hikmah atau amanat dari cerita tersebut.
  1. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah suatu paragraf yang tujuan utamanya untuk memberitahu, mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu.
  1. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah suatu bentuk karangan yang berisi paparan yang membujuk dan menghimbau orang lain untuk melakukan hal-hal yang dihimbau atau dipaparkan. (Abdul Wachid, dkk., 2010: 165).
  1. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah Paragraf yang terdiri atas alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun kesimpulan (Abdul Wachid, dkk., 2010: 164).
  1. Syarat-syarat dalam menulis paragraf yang baik.
  1. Kelengkapan
Syarat utama sebuah paragraf adalah adanya pikiran utama yang dijabarkan dalam kalimat utama, dan pikiran penjelas yang dituangkan dalam kalimat penjelas. Kelengkapan berarti dalam suatu paragraf harus ada kalimat utama dan kalimaat-kalimat penjelas.
  1. Kesatuan Pikiran
Dalam paragraf selalu terdiri dari pikiran utama dan pikiran penjelas. Pikiran penjelas merupakan penjelasan atau perincian dari pikiran utama. Oleh karena itu, hubungan antara pikiran utama dan pikiran penjelas harus membentuk satu kesatuan yang utuh.
  1. Kepaduan
Paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf akan menghasilkan kejelasan stuktur dan makna paragraf. Hubungan tersebut akan menghasilkan paragraf menjadi satu padu, utuh dan kompak. (Abdul Wachid, dkk., 2010: 167-172)




















DAFTAR PUSTAKA

Wachid, Abdul. 2010. Kemahiran Berbahsa Indonesia. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press.
Kardimin, Akhmad. 2004. Fundamental English Gramer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keraff, Gorys. 1997. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Ditulis Oleh : IMM Tarbiyah ~IMM Komisariat Dakwah

IMM.Dakwah Anda sedang membaca artikel berjudul KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA.

Ditulis oleh IMM Komisariat Dakwah.

Silahkan manfaatkan dengan bijak.

Blog, Updated at: 17.54