Pribadi
muslimah yang dikehendaki adalah pribadi yang sholeh. Pribadi
yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai
al-Quran dan Sunnah. Persepsi masyarakat tentang pribadi muslimah
sholehah memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit
sehingga seolah-olah pribadi muslimah itu tercermin pada orang yang
hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ibadah saja. Padahal, itu
hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus
melekat pada pribadi seorang muslim.
BAB
II
PROFIL
WANITA SHOLEHAN DI ERA MODERN
A.
Pengertian
1.
Pengertian
Wanita Muslimah
Hasan
Al-Bana (2005:4) mengartikan wanita muslimah sebagai wanita yang
memeluk agama Islam, taat terhadap agamanya, merdeka, dan memiliki
kedudukan sama di depan hukum seperti laki-laki. Sebagai contoh,
menuntut ilmu adalah merupakan hak wanita. Wanita
mendapat hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan pahala.
Allah
berfirman dalam Al-Quran surat An Nisaa ayat 32 yang artinya:“Bagi
para laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi
perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan.”
Wanita
muslimah diwajibkan untuk belajar agar memiliki pemahaman sebagai
wanita muslimah. Rasulullah bersabda “Menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim; laki-laki dan perempuan.”(HR
Ibnu majah dan Thabrani)
Hadis
yang dikutip dari buku “Fiqih Wanita” yang ditulis oleh Muhammad
M. Sya’rawi(2004:14) menerangkan bahwa wanita diwajibkan untuk
menuntut ilmu. Kemudian dari sumber yang sama, Rasulullah bersabda,
“Siapa
yang Allah kehendaki kebaikan untuknya akan dipahamkan urusan-urusan
agamanya.”(HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah)
“Dipahamkan
urusan-urusan agamanya” artinya adalah diberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang hukum-hukum dan ajaran-ajaran agama. Makna dari
kata fiqih adalah pemahaman . Sehingga wanita muslimah diwajibkan
mencapai pemahan itu, yaitu dengan cara merenungkan ayat-ayat
Al-Quran, memikirkan hadis-hadis Rasulullah, serta memperhatikan
ajaran-ajaran agama.
Wanita
muslimah adalah wanita yang shalihah. Allah berfirman dalam Al-Quran,
yang artinya “Maka
perempuan-perempuan yang shalihah ialah yang taat (kepada Allah) dan
menjaga diri ketika suaminya tidak ada, ”(Q.S. An Nisaa,4: 34)
Sya’rawi
(2004:181) menyatakan bahwa wanita sholehah memiliki ciri seperti
pada ayat tersebut. Salah satu ciri perempuan sholehah yang
disebutkan dalam ayat tersebut adalah dengan menjaga dirinya ketika
suaminya tidak ada di rumah, menunjukkan bahwa perempuan tersebut
dapat menjaga kesuciannya sebagai seorang isteri. Maka, seharusnya
seluruh perempuan dapat berlaku seperti itu ketika orang yang
bertanggung jawab kepadanya sedang tidak ada. Seorang ayah bagi anak
perempuan yang belum menikah, anak laki-laki bagi seorang ibu, dan
suami bagi seorang perempuan yang telah menikah.
2.
Pengertian
Sholeh/Sholehah
Istilah
sholeh adalah berasal dari bahasa Arab, yaitu berasal dari kata صلح
(bentuk
Fiil Madi), صالح
(bentuk
Isim Fail/kata sifat) dan صلاح
(bentuk
kata benda), yang artinya sebagai berikut:
1.
Baik
2.
Betul
3.
Beres,
rapi
4.
Jujur,
lurus
5.
Patuh,
taat mengikuti dan menjalani aturan
6.
Berguna,
bermanfaat
7.
Praktis
Orang
dapat disebut sholeh apabila padanya terdapat sifat sholah, yakni:
kebaikan, kepantasan, keteraturan, kerapian, kejujuran, kelurusan,
kepatuhan, ketaatan, kemudahan, kecocokan dan kesesuaian. Semua ini
berada pada lingkup pribadi, diri sendiri. Menurut kapasitas atau
potensi, posisi atau status, fungsi atau profesi masing-masing.
Sedangkan
dalam bentuk bahasa Arab lainnya Kata Sholeh berasal dari kalimat
مصلح
(kata
sifat) dan اصلاح
(kata
benda). Yang mengandung arti:
1.
Memperbaiki,
melakukan perbaikan
2.
Menata,
mengatur, merapikan, membereskan
3.
Membangun,
membina,
4.
Menegakkan
(hukum, aturan)
5.
Membetulkan,
meluruskan
6.
Menumbuhkan,
menyuburkan
7.
Memajukan,
memakmurkan
8.
Membawa
kebaikan dan keberuntungan
9.
Mempersatukan,
mempertemukan
10.
Mendamaikan,
membuat rukun
Dasarnya
adalah firman Allah SWT dalam Surat Hud ayat 88, yang artinya “Aku
tidak menginginkan apapun selain kebaikan”.
Lawan
dari kata صلح
ialah
فسد
yang
artinya adalah merusak atau mengacau. Seperti dinyatakan dalam QS.
As-Syu’ara ayat 151-152 “Dan
janganlah kamu menuruti perintah orang-orang yang melampaui batas.
Yaitu mereka yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan
perbaikan“.
Atau di QS. An-Naml ayat 48 “Di
negeri itu ada 9 orang tokoh yang membuat kerusakan di muka bumi, dan
mereka tidak berbuat kebaikan”.
3.
Pengertian
Era/zaman Modern
Era/zaman
modern adalah zaman sekarang atau disebut zaman terkini. Menurut
penulis zaman modern adalah zaman dimana orang-orang berpikir lebih
maju, teknologi lebih canggih, serta zaman yang keras dalam
persaingan. Peradaban yang paling mempengaruhi di zaman moderen
menurut saya adalah peradaban barat. Seperti yang dinyatakan Sya’rawi
bahwa wanita memasuki era yang di dalamnya terdapat persaingan.
Perempuan
dan laki-laki kini telah masuk dalam lapangan persaingan yang sangat
ketat dan pertarungan yang tidak pernah berakhir. Ini benar-benar
masalah yang tidak ada satu pun orang yang dapat membenarkannya dan
tidak ada satu pun manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang
dapat menerima takdir dan tugas mereka dalam menjalani kehidupan ini.
Dari
ketiga pengertian diatas penulis dapat menarik sebuah definisi bahwa
wanita sholehah di era modern adalah wanita yang memeluk agama Islam,
taat terhadap agamanya, yang mempunyai sifat sholah, yakni
adanya kebaikan, kepantasan, keteraturan, kerapian, kejujuran,
kelurusan, kepatuhan, ketaatan, kemudahan, kecocokan dan kesesuaian
dalam menghadapi berbagai tantangan di jaman yang serba canggih ini.
B.
Ciri-ciri
Wanita Shalehah
Wanita mempunyai
peranan yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan, baik dalam
kehidupan rumah tangga, masyarakat, bangsa dan negara. Betapa tidak
wanita juga merupakan tiang negara, apabila baik wanitanya maka
baiklah negara itu namun apabila wanita itu rusak negara itupun akan
rusak dan hancur.
Kriteria wanita
sholehah itu bukan hanya wanita yang cantik fisiknya tetapi cantik
pula jiwanya. Setiap tingnkah lakunya berpedoman pada Al-Quran dan
Hadits sehingga memancarkan pesona bagi orang-orang yang
disekitarnya. Hasan Al-Bana (2005:12) menjelaskan bahwa ciri-ciri
wanita sholehah itu terbagi kepada tujuh bagian yaitu:
1.
Harus
cinta kepada Allah dan Rasul-nya
Wanita sholehah
adalah wanita yang cinta kepada Allah dan Rasul-nya. Ia lebih
mencintai Allah dan Rasul daripada dirinya sendiri, anak-anaknya dan
seluruh manusia. Sebagaimana hadits Nabi saw, yang artinya: “Tidaklah
beriman salah satu dari kam, sehingga Aku menjadi orang yang paling
ia cintai daripada anak kedua orang tuanya serta seluruh manusia”.
(Muttafuqun ‘Alaih).
Wanita sholehah juga
wanita yang mau mengorbankan harta, anak, jiwa dan apa saja yang ia
miliki demi menolong agama Allah Ta’ala dan membela sunnah Nabinya.
2.
Harus
taat kepada Perintah Allah dan rasulnya.
Wanita sholehah
ialah wanita yang mengerjakan perintah-perintah Allah dengan cermat
dan ikhlas dan juga menjauhi larangan-Nya dan merasa takut
terhadapnya. Arti taqwa kepada Allah dan Rasul ialah melaksanakan
segala perintah-Nya dan menjauhi segala laranga-Nya. Jika ada yang
mengerjakan sebagian yang dilarangnya atau tidak melaksanakan
sebagaian apa yang diperintahkan-Nya maka cintanya tidak sempurna dan
kadar ketidak sempurnaannya ditentukan oleh maksiat dan penentangan
yang ia lakukan serta perintah dan ketaatan yang tidak ia kerjakan.
Allah menjelaskan bukti kejujuran cinta kepada-Nya ialah dengan
mengikuti dan taat kepada rasul-Nya. Sebagaimana yang tercantum dalam
QS. Al-Imran ayat 31: yang artinya: “Katakanlah
jika kalian mencintai Allah ikitulah Aku, niscaya Allah mencintai
kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah Maha Pengampun dan
Maha Penyayang."
3.
Harus
senantiasa bertaqwa kepada Allah dan zuhud di dunia
Wanita sholehah
yaitu wanita yang bertaqwa kepada Allah dan melakasanakan segala
perintah-Nya dengan konsisten, dan selalu mengerjakan hal-hal yang
berguna baginya di dunia dan di akhirat. Ia menekuni kehidupan zuhud
berdsarkan ilmu aqidah dan agamanya.
4.
Berbakti
kepada orang tua .
Wanita sholehah juga
merupakan wanita yang berbakti kepada orang tuanya, karena ia tahu
ridha Allah terkait dengan keridhoan keduanya, dan murka Allah
ditentukan oleh kemurkaan keduanya. Sebagaimana firman Allah QS.
Al-Isra’: 23: “Dan
Tuhan-mu telah memerintahkanmu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan
sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya atau keduanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.
Wanita sholehah
selalu menyayangi kedua orang tuanya, bersikap lembut kepada keduanya
dan berintraksi kepada keduanya. Ia tidak menyusahkan orang tuanya
akan tetapi ia selalu membahagiankan dan membuat mereka senang dengan
sikapnya yang sopan dan perkataannya yang lembut dan sopan santun dan
disertai dengan rasa hormat.
5.
Patuh
kepada suami.
Wanita sholehah yang
patuh kepada suami yaitu mencari keridhoannya dan tidak pernah
membuatnya marah dan kecewa. Wanita yang seperti ini selalu
mengedepankan hak suami atas hak-hak pribadinya, ia tidak sombong
didepannya dengan meninggikan suara atau menghinanya. Sehingga mereka
mendapat apresiasi dari Rasul saw. Nabi bersabda: “Jika
seorang istri sholat lima waktu, menjaga kemaluannya, dan patuh
kepada suaminya, ia masuk surga dari pintu mana saja yang ia sukai.”
(H.R. Ibnu hibban)
Wanita shalehah juga
berbuat baik semaksimal mungkin demi tercapai cita-cita suaminya
sebab ia tahu hadits Rasulullah saw yang berbunyi: “Jika
seorang istri meninggalkan dunia sedang suaminya ridho kepadanya ia
akan masuk surga”.
(H.R ibnu Mazah, At- Tirmidzi, Hadits Ibnu Hasan)
Juga sabda
Rasulullah saw: “Jika
aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain tentu aku
menyuruh istri sujud kepada suaminya”.
(H.R. At- Tirmidzi)
Wanita sholehah itu
tidak menodai kehormatan suaminya dan tidak mengerjakan hal-hal yang
menyakiti suaminya. Untuk itu wanita sholehah harus mengetahui
apa-apa yang disukai suaminya dan apa-apa yang tidak disukai
suaminya. Wanita sholehah itu tidak akan rela kalau suaminya lalai
dalam beribadah kepada Allah dan tidak rela suaminya berteman dengan
orang-orang yang jauh dari perintah Allah, yang nantinya akan
menjerumuskannya kedalam jurang maksiat. Dan ia selalu menasehati
suaminya kalau suaminya itu jauh dari ajaran Allah dan Rasulnya.
Kita amat perihatain
bahkan sedih dan menangis apabila mendengar ada wanita muslimah yang
selalu mengecewakan dan menyakiti perasaan suaminya. Bahkan ia
merelakan suaminya hanyut dalam pekerjaan yang haram.
6.
Harus
bisa mendidik anak-anaknya.
Anak adalah
merupakan nikmat yang besar yang dianugrahkan Allah kepada manusia
dan tanggung jawab untuk mendidiknya sangat besar, maka wanita
sholehah harus berusaha keras mendidik anak-anaknya untuk mencintai
Al-Quran dan Sunnah dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya dan menanamkan aqidah yang benar dalam jiwa
anak-anaknya. Wanita sholehah juga mendidik anak-anaknya untuk
senantiasa membiasakan dan menerapkan akhlak mulia, misalnya jujur,
sabar dermawan dan pemberani.
Dan sungguh
beruntung orang tua yang berhasil mendidik anaknya sesuai dengan
tuntutan Islam karena anak itu bukan hanya berguna sewaktu ia hidup
tetapi sampai dia meninggal dunia paling tidak anak itu bisa
mendoakannya. Sebagaimana sabda Nabi saw: “Jika
seorang meninggal dunia maka amal perbuatannya terputus kecuali tiga
hal diantaranya anak yang sholeh yang mendoakannya”.
(H.R Muslim, Abu Daud, Nasai, Al- Baihaqi dan Ahmad).
Anak yang sholeh
bukanlah terjadi dengan sendirinya akan tetapi merupakan hasil dari
usaha didikan orang tuanya dan oleh karenanya peranan wanita sholehah
dalam mendidik anak sangatlah besar.
7.
Rajin
mencari ilmu dan berdakwah di jalan Allah
Wanita sholehah
merupakan wanita yang rajin mencari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu
yang menguatkan aqidah, iman, keyakinan menambah kekhusukan ketaqwaan
dan kesholehahannya. Maka dengan ilmunya itu ia menjadi guru bagi
anak-anaknya dan generasi masa depan. Hanya dengan ilmu yang
bermanfaat membuat wanita muslimah menjadi istri ideal, penyayang dan
mengurus dengan baik keluarganya.
Begitulah ciri-ciri
wanita shalehah yang penulis ambil dari buku karangan Syekh Hasan
Al-Bana, mungkin di zaman sekarang ini sangat jarang kita temukan
wanita yang seperti ini.