TINGKAH LAKU SOSIAL EMOSIONAL ANAK

Written By IMM Tarbiyah on Jumat, 16 September 2011 | 18.00



  1. Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
  1. Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
  1. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya).
  1. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.

  1. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
  1. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
  1. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
  1. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
  1. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
  1. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

  1. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Pemikiran dirinya dan orang lain pada anak terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau  merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam  pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
  1. Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
  2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.

  1. Penciptaan Kondisi Ideal Bagi Pengembangan Sosial Emosional Anak
  1. Pada usia pra sekolah keadaan emosi anak penuh dengan ketidak seimbangan karena anak –anak mudah keluar dari fokus dalam arti bahwa ia gampang terbawa ledakan – ledakan emosi sangat menjadikan mereka sulit dibimbing dan diarahkan.
  2. Untuk memicu emosi anak dalam kehidupan sosialnya yang terpenting bagi orang tua atau guru adalah dapat menyediakan kondisi ideal yang dapat mengatasi berbagai hambatan perkembangan emosi maupun perilaku sosial anak secara efektif .
  3. Perkembangan positif dalam konteks perkembangan emosi maksudnya adalah mampu menciptakan dan menyediakan kondisi yang dapat menjamin terkendalinya ekspresi emosi dari setiap anak sehingga emosi anak terlindungi, lebih stabil dan seimbang serta wajar dalam tampilannya, sedangkan terkait dengan pengembangan dimensi sosial anak maksudnya adalah mampu anak melakukan interaksi sosial serta meningkatkan keterampilan anak dalm bersosialisasi.
  4. Hal yang terpenting adalah perkembangan emosi dan sosial anak dapat saling terbangaun secara utuh dalam suatu kondisi yang diciptakan seperti disebutkan diatas berbagai keadaan yang dapat merusak perkembangan emosi dan sosial anak dapat di hindarkan.
Kemampuan mengenali kondisi yang menunjang maupun yang menghambat diharapkan berdampak pada kemampuan memilih kondisi yang sesuai dengan harapan.
Pengaruh psikologis yang penting adalah, terkait dengan kerja intelegensi, aspirasi, dan kecemasan. Untuk menciptakan kondisi yang ideal pada perkembangan emosional anak adalah yang dapat menjamin perkembangan social emosional anak secara positif terkendalinya ekspresi emosi dari setiap anak sehingga emosi anak terlindungi lebih stabil dan seimbang.
Maslow (1954) mengkonseptualisasikan sebuah hierarki kebutuhan-kebutuhan dimana belajar tidak mungkin terjadi kecuali kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan psikologis untuk aman terpenuhi lebih dahulu. Karena keamanan dan kesehatan fisik sekarang-sekarang ini seringkali terancam, program-program untuk anak usia dini harusnya bukan hanya menyediakan nutrisi, keamanan, dan kesehatan yang adekuat tapi juga pastikan layanan-layanan yang lebih komprehensif, seperti fisik, gigi, kesehatan mental dan sosial. (NASBE 1991; U.S. Department of Health & Human Services 1996).

Ditulis Oleh : IMM Tarbiyah ~IMM Komisariat Dakwah

IMM.Dakwah Anda sedang membaca artikel berjudul TINGKAH LAKU SOSIAL EMOSIONAL ANAK.

Ditulis oleh IMM Komisariat Dakwah.

Silahkan manfaatkan dengan bijak.

Blog, Updated at: 18.00