- Pendahuluan
Dalam setiap
masyarakat manusia, pasti akan dijumpai keluarga batih.
Keluarga batih tersebut merupakan kelompok sosial kecil yang terdiri
dari suami, istri dan anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga batih
tersebut lazimnya juga disebut rumah tangga, yang merupaan unti
terkecil dalam masyarakat sebagai wadah dan proses pergaulan hidup.
Di dalam berkeluarga
tentunya akan banyak sekali gejolak atau pertikaian-pertikaian yang
timbul dari molai masalah kecil hingga masalah yang cukup rumit,
seperti himpitan ekonomi, problem anak dan sebagainya. Dari
permasalahan itu akan dibutuhkan seorang konselor keluarga unutk
membantunya menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam keluarga
tersebut. Pada makalah ini akan sedikit dibahas tentang problem
keluarga sebagai garapan bimbingan konseling.
- Pembahasan
- Pengertian Keluarga, Bimbingan dan Konseling
Keluarga adalah
suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak-anak , baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga.( Sayekti, tanpa tahun, : 11). Ki
Hajar Dewantara
sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan
beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti
dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak
dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk
memuliakan masing-masing anggotanya.
Sedangkan bimbingan
menurut Miller
(I.
Djumhur dan Moh. Surya,
1975) mengartikan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri
secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat. Bimbingan pada
hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada individu
atau peserta didik.. Bantuan dimaksud adalah bantuan yang bersifat
psikologis. Sedangkan Frank
Parson
(Prayitno,
1999:93) mendifinisikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan.
Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan
dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat
latihan khusus, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya,
lingkungan dan keluarga serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan
diri untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk
kesejahteraan dirinya dan masyarakat.
Setelah kita
mengetahui apa itu keluarga dan apa itu bimbingan maka kita juga
harus tau tentang konseling. Jones
pada tahun 1951, mengartikan konseling adalah kegiatan dimana semua
fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah
tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia
dapat bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu.
Division
of Conseling Psykology,
Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individual
mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai
perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses
tersebut dapat terjadi setiap waktu.
Ada banyak orang
yang mengartikan tentang keluarga, bimbingan dan konseling secara
beragam, tapi hal itu tidak jadi masalah bagi kita, karena pada
dasarnya hal itu adalah sama.
- Fungsi Keluarga
Pekerjaan
– pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat
digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
- Fungsi Biologis, persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
- Fungsi Pemeliharaan, keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan.
- Fungsi Ekonomi, keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu: kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya, kebutuhan tempat tinggal, berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
- Fungsi Keagamaan, keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Fungsi Sosial, dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini
keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang
dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang
diharapkan akan mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian
terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
- Urgensi Bimbingan dan Konseling Keluarga Di Era Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang
melanda dunia termasuk Indonesia pada tahun 1997 berimplikasi luas
dalam kehidupan masyarakat dan keluarga ; implikasi yang paling
dirasakan banyak keluarga adalah menurunnya keharmonisan keluarga
yang disebabkan karena kebutuhan primer suatu keluarga tidak dapat
terpenuhi secara normal atau seperti biasanya sebelum krisis yang
disebabkan naiknya biaya hidup, sementara pendapatan keluarga relatif
statis atau tetap, bahkan bisa terjadi menurun. Kondisi ini
menyebabkan banyaknya orang stress atau frustasi utamanya seorang
Bapak atau ibu hal ini akan berpengaruh pada terganggunya harmonisme
keluarga yang sebelumnya telah dimiliki. Atas dasar uraian tersebut
maka urgensi bimbingan dan konseling keluarga menjadi sangat urgen.
- Kebutuhan Manusia
Terpenuhinya
Kebutuhan dasar manusia ( basic need) adalah tunggak awal tercapai
kebahagian hidup seseorang atau keluarga ; kebutuhan hidup manusia
menurut Moslow adalah : kebutuhan Estetik, kebutuhan pengetahuan,
kebutuhan harga diri, kebutuhan pengahrgaan, kebutuhan kasih sayang,
kebutuhan rasa aman dan keselamatan, fisiologi.
Ketujuh kebutuhan
secara urut merupakan hirarkhi dimana kebutuhan yang tertinggi bagi
manusia adalah estetika begitu seterusnya dan kebutuhan yang paling
rendah adalah fisiologi yang meliputi kebutuhan primer seperti makan,
sandang dan papan. Maka dengan itulah juga Maslow menamakan kebutuhan
peringkat terbawah sebagai keperluan kekurangan dan peringkat paling
tinggi sebagai keperluan perkembangan. Sementara itu menurut Zakiyah
Darajat ( Dr. Sayekti: hal 49) bahwa anak mempunyai dua kebutuhan ,
yaitu:
- Kebutuhan Primer meliputi, makan minum, dan pakaian
- Kebutuhan jiwa meliputi : kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa kebebasan, kebutuhan akan rasa sukses, kebutuhan akan rasa mengenal.
Lebih lanjut Dr.
Sayekti menekankan bahwa kebutuhan primer tidak boleh tidak harus
dipenuhi/ dicukupi oleh setiap individu karena merupakan kebutuhana
vital yang tidak dapat diabaikan.
Kebutuhan primer dan kebutuhan jiwa atau sosial psikologis merupakan unsur pokok demi tercapainya keluarga bahagia.
Kebutuhan primer dan kebutuhan jiwa atau sosial psikologis merupakan unsur pokok demi tercapainya keluarga bahagia.
- Keluarga Bahagia
Keluarga merupakan
lembaga sosial yang terkecil , yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Dalam susunan yang demikian maka keluarga mempunyai fungsi:
pengaturan seksual, reproduksi, rerlindungan dan pemeliharaan,
pendidikan, sosialisasi, afeksi dan rekreasi, ekonomi, status sosial.
Apabila delapan fungsi tersebut dapat difungsikan secara baik atau
dapat dijalankan dengan normal maka kebahagian suatu keluarga akan
tercapai. Namun tidak selalu fungsi keluarga itu berjalan secara
menyeluruh, banyak realitas terjadi dalam keluarga mengalami
disfungsi sehingga suatu keluarga itu mengalami masalah .
Sebagaimana terurai
di atas, bahwa disfungsi keluarga seringkali terjadi, hal ini
disebabkan oleh kebutuhan primer dan atau kebutuhan sosial psykologis
tidak terpenuhi, atau dengan kata lain hubungan antara kebutuhan
keluarga dengan fungsi keluarga mempunyai hubungan fungsional linier,
yaitu apabila kebutuhan hidup keluarga terpenuhi maka fungsi keluarga
akan berjalan dengan baik, sebaliknya apabila kebutuhan keluarga
tidak terpenuhi maka fungsi keluarga akan terganggu. Terganggunya
fungsi keluarga yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan
hidup primer anggota keluarga maka fungsi keluarga terganggu (menjadi
keluarga bermasalah) dan akan pula berimplikasi kebutuhan sosial
psykologis serta merta akan terganggu apabila tingkat motivasi
anggota keluarga itu rendah. Rentannya kejiwaan seseorang akan
berakibat terjadinya retaknya hubungan kekeluargaan, diantaranya
terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga antara anak dengan anak,
anak dengan orang tua, suami dan istri, bahkan bisa terjadi akhirnya
muncul juga kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap istri
maupun terhadap anak.
Di era krisis
ekonomi yang melanda dunia dan Indonesia sampai sekarang ini,
berakibat banyaknya problem keluarga baik yang menyangkut fisik dan
psikis ( kejiwaan) anggota keluarga, terutama pada para pelajar.
Banyak pelajar saat ini kehilangan motivasi belajar, sehingga pada
saat adanya kebijakan Ujian Nasional yang menentukan standar
kelulusan banyak siswa panik bahkan sampai ketakutan karena takut
tidak lulus, termasuk juga guru, kepala sekolah, kepala dinas
pendidikan dan orang tua. Suasana hiruk- pikuk ini terasa sekali di
lingkungan sekolah yang berupa aktivitas pembelajaran untuk mata
pelajaran yang di UAN-kan, belajar tambahan, try out dan pemberian
insentif bagi guru bidang studi yang di UAN-kan semua aktivitas itu
baik, manakala dilakukan secara proporsional dan terukur sesuai
dengan proporsi ketahanan psikologis dan fisik siswa dan guru yang
bersangkutan. Justru akan menjadi problem mental bagi sebagian siswa
yang kurang memiliki kekuatan mental yang baik.
Atas dasar realitas
tersebut, maka bimbingan dan konseling keluarga terutama anak didik
sebagai anggota keluarga menjadi sangat urgen untuk digalakkan guna
memacu motivasinya, dan bagi orang tua perlu pula untuk ditumbuhkan
motivasi yang tinggi sehingga memiliki etos kerja yang baik . Atas
dasar maraknya kepanikan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup dan
berakibat pada rendahnya motivasi belajar anak didik, maka sudah
saatnya untuk membentuk lembaga bimbingan dan konseling keluarga, dan
mendorong kesadaran sekolah untuk memfungsikan guru bimbingan pelajar
secara proporsioanl sebagai upaya membantu mengatasi permasalahan
anak didik akibat krisis ekonomi .
Adapun sasaran
bimbingan dan konseling dari permasalahan ini yaitu :
- Bimbingan, kegiatan ini sasarannya adalah individu bapak/ibu, dan yang utama anak didik yang mengalami problem; kegiatannya berupa kegiatan preventive (pencegahan), preservative (pemeliharaan), corective (pembetulan), curative (pengobatan) dan devolopment (pengembangan).
- Konseling , kegiatan ini sasarannya adalah invidu bapak/ Ibu, terutama anak didik; kegiatan bersifat corective (pembetulan) dan curative (penyembuhan).
- Peran Keluarga di Dalam Lingkungan Sosial dan Hukum
Peran keluarga di
dalam lingkungan sosial dan hukum, akan dilakukan dengan
mempergunakan sosiologi dan ilmu hukum sebagai sarana pendekatan.
Pendekatan secara sosiologis bertitik tolak pada pandangan bahwa
manusia pribadi mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan
sesamanya. Karena itu pendekatan ini bertitik tolah pada proses
interaksi sosial.
Keluarga sebagai
unit pergaulah hidup terkecil dalam masyarakat, keluarga batih
mempunyai peranan-peranan tertentu, misalnya:
- Keluarga batih berperan sebagai pelindung bagi pribaadi-pribadi yang menjadi anggota
- Merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya.
- Menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.
- Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal.
Dari penyajian dari
peranan tersebut, nyatalah betapa pentingnya keluarga batih tersebut
terutam bagi perkembangan kepribadian seseorang.
Diluar kehidupan
keluarga batih, terdapat suatu lingkungan yang disebut lingkungan
sosiala. Secara sosiologis lingkungan sosal mencakup lingkungan yang
sangat luas, dan di Indonesia peranan lingkungan sosial lebih besar,
terutama pada lapisan menengah kebawah. Lingkungan pendidikan formal,
yakni sekolah juga sangat mempengaruhi pola hidup anak-anak.
Lingkungan pekerjaan membentuk sebagian kepribadian suami dan istri.
Begitu juga lingkungan tetangga mempunayi pengaruh terhadap keluarga
batih.
Pada kehidupan
keluarga yang lebih menekankan pada segi spiritual, lingkingan hukum
pada umumnya mengikuti perkembangan pola hidup dan mengesankan
gejala yang terjadi. Perundang-undangan merupakan keputusan pengasa
yang resmi, bersifat tertulis dan mengikat. Dan hukum adat merupakan
hukum tidak tertulis yang timbul dari masyarakat.
- Penutup
Dari barbagia aspek
yang telah dijelaskan diatas molai dari himpitan ekonomi/ krisis
ekonomi, problem sosial, hukum dan sebagainya , kita dapat mengetahui
betapa pentingnya layanan bimbingan yang ditunjukan kepada keluarga
untuk membantu menyelesaikan problem tersebut. Hal itu akan
mempengaruhi baik bagi keluarga batih yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak maupaun bagi kehidupan sosialnya, seperti di lingkungan
sekolah bagi anaknya, lingkungan kerja ataupun tetangganya. Dengan
demikian sebuah keluarga yang tidak bisa lepas dari
permasalahan-permasalahan hidupnya sangat memerlukan seorang konselor
dalam menyelesaikan problemnya, dan patutlah kalau problem keluarga
menjadi salah satu sasaran bimbingan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono,
Sosiologi
Keluarga : Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak,
Penerbit: Rineka Cipta. (Kota dan tahun terbit tidak diketahui)